LAPORAN PENDAHULUAN
A. Masalah Utama
Gangguan konsep diri :
harga diri rendah
B. Proses Terjadinya Masalah
1. Pengertian
Harga diri
rendah kronis adalah evaluasi diri/perasaan tentang diri atau kemampuan diri
yang negatif dan dipertahankan dalam waktu yang lama (NANDA, 2005). Individu
cenderung untuk menilai dirinya negatif dan merasa lebih rendah dari orang lain
(Depkes RI, 2000).
2.
Etiologi
Harga diri
rendah sering disebabkan karena adanya koping individu yang tidak efektif
akibat adanya kurang umpan balik positif, kurangnya system pendukung,
kemunduran perkembangan ego, pengulangan umpan balik yang negatif, disfungsi
system keluarga serta terfiksasi pada tahap perkembangan awal (Townsend, M.C,
1998: 366).
Menurut Carpenito, L.J (2002: 82) koping individu tidak efektif adalah
keadaan dimana seorang individu mengalami atau berisiko mengalami suatu
ketidakmampuan dalam menangani stressor internal atau lingkungan dengan adekuat
karena ketidakadekuatan sumber-sumber (fisik, psikologis, perilaku atau kognitif).
Sedangkan menurut Townsend, M.C (1998: 312) koping individu tidak efektif
merupakan kelainan perilaku adaptif dan kemampuan memecahkan masalah seseorang
dalam memenuhi tuntunan kehidupan dan peran.
3.
Tanda Dan Gejala
Ada 10 cara individu mengekspresikan secara langsung harga
diri rendah (Stuart dan Sundeen, 1995)
a.
Mengejek dan mengkritik diri
sendiri
b.
Merendahkan atau mengurangi
martabat diri sendiri
c.
Rasa bersalah atau khawatir
d.
Manisfestasi fisik : tekanan darah
tinggi, psikosomatik, dan penyalahgunaan zat.
e.
Menunda dan ragu dalam mengambil
keputusan
f.
Gangguan berhubungan, menarik diri
dari kehidupan sosial
g.
Menarik diri dari realitas
h.
Merusak diri
i.
Merusak atau melukai orang lain
j.
Kebencian dan penolakan terhadap
diri sendiri
4.
Mekanisme Sebab – Akibat
Sebab :
a.
Gangguan
citra tubuh
Gangguan citra
tubuh merupakan perubahan persepsi tentang tubuh yang diakibatkan oleh
perubahan ukuran, bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan makna dan objek yang
sering kontak dengan tubuh, klien biasanya tidak dapat menerima kondisinya,
merasa kurang sempurna kemudian akan timbul harga diri rendah
Tanda dan Gejala
1) Menolak melihat, menyentuh
bagian tubuh yang berubah.
2) Menolak penjelasan
perubahan tubuh.
3) Persepsi negative terhadap
perubahan tubuh.
4) Mengungkapkan keputusasaan.
5) Mengungkapkan ketakutan.
b. Ideal diri tidak realistic
Ideal diri
yang terlalu tinggi sukar dicapai dan tidak realitas, ideal diri yang suram dan
tidak jelas, cenderung menuntut. Kegagalan – kegagalan yang dialami dan fantasi
yang terlalu tinggi yang tidak dapat dicapai membuat frustasi dan timbul harga
diri rendah.
Tanda dan
gejala
1) Merasa diri tak berharga
2) Perasaan tidak mampu
3) Rasa bersalah
4) Ketegangan peran yang
dirasakan
5) Pandangan hidup yang
pesimis
6) Penolakan terhadap
kemampuan personal atau ketidakmampuan untuk mendapatkan penghargaan yang
positif
Akibat :
a.
Isolasi sosial : menarik diri
Menarik diri
merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari
hubungan dengan orang lain. Selain itu
menari diri merupakan suatu tindakan melepaskan diri baik perhatian maupun
minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri) (Stuart dan
Sundeen, 1995).
Tanda dan Gejala
1)
Apatis
2)
Ekspresi wajah sedih
3)
Afek tumpul
4)
Menghindar dari orang lain
5)
Klien tampak memisahkan diri dengan orang lain
6)
Komunikasi kurang
7)
Kontak mata kurang
8)
Berdiam diri
9)
Kurang mobilitas
10) Gangguan pola tidur (Tidur
berlebihan/ kurang tidur)
11) Mengambil posisi tidur
seperti janin
12) Kemunduran kesehatan fisik
13)
Kurang memperhatikan keperawatan diri
C. Pohon Masalah menurut Keliat (1998)
|
Akibat
|
Core problem
Penyebab
D.
Masalah Keperawatan Dan Data Yang Perlu Dikaji
1. Menarik diri
Data Obyektif :
a.
Apatis, ekspresi sedih, efek tumpul.
b.
Komunikasi kurang atau tidak ada.
c.
Tidak ada kontak mata, klien lebih sering menunduk.
d.
Berdiam diri dikamar/ tempat terpisah ; klien kurang
mobilisasi.
e.
Menolak berhubungan dengan orang lain.
f.
Tidak melakukan kegiatan sehari- hari.
Data Subyektif
Klien mengatakan lebih suka sendiri daripada berhubungan dengan orang lain.
2. Harga diri rendah.
Data Obyektif :
a.
Perasaan malu terhadap diri sendiri.
b.
Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik diri).
c.
Merendahkan martabat.
d.
Gangguan hubungan social, menarik diri, lebih suka sendiri.
e.
Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)
f.
Menciderai diri akibat harga diri rendah serta tatapan yang suram.
Data Subyektif
a.
Klien mengatakan :
saya tidak bisa, tidak mampu, bodoh, tidak tahu apa-apa.
b. Klien megungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri
3. Gangguan citra tubuh
Data Obyektif :
a.
Menolak melihat, menyentuh bagian tubuh yang berubah.
b.
Menolak penjelasan perubahan tubuh.
c.
Persepsi negative terhadap perubahan tubuh.
d.
Mengungkapkan keputusasaan.
e.
Mengungkapkan ketakutan.
Data Subyektif
Klien
mengatakan malu terhadap dirinya sendiri.
E. Diagnosa Keperawatan
1.
Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan gangguan konsep diri : harga
diri rendah.
2. Harga
diri rendah berhubungan dengan gangguan citra tubuh.
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
Masalah Utama : Harga Diri Rendah
Proses Keperawatan
A. Kondisi klien
·
Mengkritik diri sendiri.
·
Perasaan tidak mampu.
·
Pandangan hidup yang pesimis
·
Penurunan produktifitas
·
Penolakan terhadap kemampuan diri
·
terlihat dari kurang memperhatikan
perawatan diri
·
Berpakaian tidak rapih.
·
Selera makan kurang
·
tidak berani menatap lawan bicara.
·
Lebih banyak menunduk.
B. Diagnosa perawatan: Gangguan
Konsep Diri: Harga diri rendah
C. Tindakan Keperawatan
1.
Klien dapat membina hubungan saling percaya.
2.
Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki.
3.
Klien dapat menilai kemampuan yang
digunakan.
4.
Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki.
5.
Klien dapat melakukan kegiatan sesuai
kemampuannya.
D.
Tindakan
keperawatan
1. Sapa
klien dengan ramah,perkenalkan diri dengan sopan, tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang
disukai.
2. Diskusikan
kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
3. Diskusikan
kemampuan yang masih dapat dilakukan dan dapat dilanjutkan penggunaaanya.
4. Rencanakam
bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan.
5. Beri
kesempatan klien mencoba kegiatanyang telah direncanakan.
6. Disakusikan
pelaksanaan kegiatan dirumah.
7. Masukkan
dalam jadwal harian klien
Strategi Pelaksanaan Tindakan
Keperawatan
FASE ORIENTASI :
1. Salam Terapeutik
“Selamat pagi, Perkenalkan nama saya rista
islamarida dari FIK UNISSULA.
2.
Evaluasi/validasi
Bagaimana keadaan bapak
hari ini ? bapak terlihat segar“.
3.
Kontrak
a. Topik
”Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap
tentang kemampuan dan kegiatan yang
pernah bapak lakukan? Setelah
itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih dapat bapak dilakukan. Setelah kita nilai, kita
akan pilih satu kegiatan untuk kiakakta latih”
b. Tempat
”Dimana kita duduk ? Bagaimana kalau di
ruang tamu ?
c. Waktu
Berapa lama ? Bagaimana kalau 20 menit .
KERJA :
”
bapak, apa saja kemampuan yang bapak miliki? Bagus, apa lagi? Saya buat daftarnya ya! Apa pula kegiatan rumah
tangga yang biasa bapak lakukan?
Bagaimana dengan merapihkan kamar? Menyapu ? Mencuci
piring..............dst.”. “
Wah, bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang bapak miliki “.
” bapak dari lima kegiatan/kemampuan
ini, yang mana yang masih dapat dikerjakan di rumah sakit ? Coba kita lihat,
yang pertama bisakah, yang kedua.......sampai 5 (misalnya ada 3 yang masih bisa dilakukan). Bagus sekali ada 3 kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit
ini.
”Sekarang,
coba bapak pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit
ini”.” O yang nomor satu, merapihkan tempat tidur?Kalau begitu, bagaimana kalau
sekarang kita latihan merapihkan tempat tidur
bapak”. Mari kita lihat tempat tidur bapak Coba lihat, sudah rapihkah
tempat tidurnya?”
“Nah kalau
kita mau merapihkan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu bantal dan
selimutnya. Bagus ! Sekarang kita angkat spreinya, dan kasurnya kita
balik. ”Nah, sekarang kita pasang lagi
spreinya, kita mulai dari arah atas, ya bagus !. Sekarang sebelah kaki, tarik
dan masukkan, lalu sebelah pinggir masukkan. Sekarang ambil bantal, rapihkan,
dan letakkan di sebelah atas/kepala. Mari kita lipat selimut, nah letakkan
sebelah bawah/kaki. Bagus !”
” bapak sudah bisa merapihkan
tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan bedakah dengan sebelum
dirapikan? Bagus ”
“ Coba bapak lakukan dan jangan lupa memberi tanda MMM (mandiri) kalau bapak lakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan)
jika diingatkan bisa melakukan, dan bapak bapak (tidak)
melakukan.
TERMINASI :
1. Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan bapak
setelah kita bercakap-cakap dan latihan merapihkan tempat tidur ? Yach, t ternyata banyak memiliki kemampuan yang
dapat dilakukan di rumah sakit ini.
2.
Evaluasi Obyektif
Salah satunya, merapihkan tempat tidur,
yang sudah bapak praktekkan dengan
baik sekali. Nah
kemampuan ini dapat dilakukan juga di rumah setelah pulang.”
3. Rencana Tindak Lanjut
”Sekarang, mari kita masukkan pada jadual harian. Bapak Mau
berapa kali sehari merapihkan tempat tidur. Bagus, dua kali yaitu pagi-pagi jam
berapa ? Lalu sehabis istirahat, jam 16.00”
4. Kontrak
*
Topik
”Besok
pagi kita latihan lagi kemampuan yang
kedua. Bapak masih ingat kegiatan apa lagi yang mampu dilakukan di rumah selain
merapihkan tempat tidur? Ya bagus, cuci piring..
* Waktu
kalu begitu kita akan latihan mencuci piring
besok jam 8 pagi
* Tempat
di dapur ruangan ini sehabis makan pagi Sampai jumpa ya”
STRATEGI
PELAKSANAN TINDAKAN KEPERAWATAN
SP 2P
Masalah Utama : Harga Diri Rendah
Proses Keperawatan
A Kondisi klien
Klien telah terbina hubungan saling percaya dengan
perawat
Klien telah mengetahui / dapat mengenal beberapa
kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
B Diagnosa perawatan: Gangguan
Konsep Diri: Harga diri rendah
C. Tujuan
1. Klien dapat menilai kemampuan yang
dapat digunakan
2. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai
kemampuannya
D.Tindakan Keperawatan
1. Evaluasi/validasi pertemuan sebelumnya.
2. Diskusikan dengan klien aktivitas yang akan dilakukan.
3. Beri kesempatan pada klien untuk
melakukan kegiatan ke dua yang telah
direncanakan.
4. Masukkan dalam kegiatan harian klien.
Strategi Pelaksanaan Tindakan
Keperawatan
ORIENTASI :
Salam Terapeutik
“Selamat
pagi, bagaimana perasaan Bapak pagi ini
? Wah, tampak cerah ”
Evaluasi/validasi
”Bagaimana Bapak, sudah dicoba merapikan
tempat tidur sore kemarin/ tadi pagi? Bagus (kalau sudah dilakukan, kalau belum
bantu lagi,
Kontrak
* Topik
sekarang
kita akan latihan kemampuan kedua. Masih ingat apa kegiatan itu t?”
”Ya benar,
kita akan latihan mencuci piring di dapur”
* Waktu
”Waktunya
sekitar 15 menit.
* Tempat
Mari kita ke dapur!”
KERJA :
“ Bapak sebelum
kita mencuci piring kita perlu siapkan dulu perlengkapannya, yaitu sabut/tapes
untuk membersihkan piring, sabun khusus untuk mencuci piring, dan air untuk
membilas., Bapak bisa menggunakan air yang mengalir dari
kran ini. Oh ya jangan lupa sediakan tempat sampah untuk membuang sisa-makanan.
“Sekarang saya
perlihatkan dulu ya caranya”
“Setelah semuanya perlengkapan
tersedia, Bapak ambil satu piring kotor, lalu
buang dulu sisa kotoran yang ada di piring tersebut ke tempat sampah. Kemudian Bapak bersihkan
piring tersebut dengan menggunakan sabut/tapes yang sudah diberikan sabun
pencuci piring. Setelah selesai
disabuni, bilas dengan air bersih sampai tidak ada busa sabun sedikitpun di
piring tersebut. Setelah itu Bapak bisa mengeringkan piring yang sudah bersih
tadi di rak yang sudah tersedia di dapur. Nah selesai…
“Sekarang coba
Bapak yang melakukan…”
“Bagus sekali,
Bapak dapat mempraktekkan cuci pring dengan baik. Sekarang dilap tangannya
TERMINASI
1. Evaluasi Subyektif
”Bagaimana perasaan Bapak setelah latihan cuci piring ?”
2. Evaluasi Obyektif
” masih ingat caranya tadi ya...coba
sebutkan....
3. RTL
“Bagaimana jika kegiatan cuci piring ini
dimasukkan menjadi kegiatan sehari-hari
Bapak Mau berapa kali t mencuci piring? Bagus sekali Bapak mencuci piring tiga kali
setelah makan.”
4, Kontrak
* Topik
”Besok kita
akan latihan untuk kemampuan ketiga,
setelah merapihkan tempat tidur dan cuci piring. Masih ingat kegiatan apakah
itu? Ya benar kita akan latihan mengepel”
* Waktu
”Mau jam
berapa ? Sama dengan sekarang ?
* Tempat
” Mau dimana.....sampai jumpa....
STRATEGI
PELAKSANAN
SP 1k
A.
PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien mampu
menyususn rencana kegiatan sesuai kemampuan yang dapat dilakukan dirumah.
2. Diagnosa Keperawatan : HDR
3. Tujuan : Klien dapat
memanfaatkan sistem pendukung yang ada
4. Tindakan
a. diskusikan
masalah yang dihadapi keluarga dalam
merawat pasien di rumah,
b.jelaskan
tentang pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah,
c. jelaskan
cara merawat pasien dengan harga diri rendah, mendemonstrasikan cara merawat
pasien dengan harga diri rendah
d. beri
kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekkan cara merawat
B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
ORIENTASI
:
“Selamat pagi !”
“Bagaimana keadaan Bapak/Ibu pagi ini ?”
“Bagaimana kalau pagi ini kita
bercakap-cakap tentang cara merawat Bapak? Berapa lama waktu Bapak/Ibu?30
menit? Baik, mari duduk di ruangan wawancara!”
KERJA
:
“Apa yang bapak/Ibu ketahui
tentang masalah Bapak”
“Ya memang benar sekali Pak/Bu,
Bapak itu memang terlihat tidak percaya
diri dan sering menyalahkan dirinya sendiri. Misalnya pada Bapak, sering
menyalahkan dirinya dan mengatakan dirinya adalah orang paling bodoh sedunia.
Dengan kata lain, anak Bapak/Ibu memiliki masalah harga diri rendah yang
ditandai dengan munculnya pikiran-pikiran yang selalu negatif terhadap diri
sendiri. Bila keadaan Bapak ini terus menerus seperti itu, Bapak bisa mengalami
masalah yang lebih berat lagi, misalnya t jadi malu bertemu dengan orang lain
dan memilih mengurung diri”
“Sampai disini, bapak/Ibu
mengerti apa yang dimaksud harga diri rendah?”
“Bagus sekali bapak/Ibu sudah
mengerti”
“Setelah kita mengerti bahwa
masalah t dapat menjadi masalah serius, maka kita perlu memberikan perawatan
yang baik untuk Bapak”
”Bpk/Ibu, apa saja kemampuan yang
dimiliki Bapak? Ya benar, dia juga mengatakan hal yang sama(kalau sama dengan
kemampuan yang dikatakan Bapak)
” Bapak itu telah berlatih dua
kegiatan yaitu merapihkan tempat tidur dan cuci piring. Serta telah dibuat
jadual untuk melakukannya. Untuk itu, Bapak/Ibu dapat mengingatkan Bapak untuk
melakukan kegiatan tersebut sesuai jadual. tolong bantu menyiapkan
alat-alatnya, ya Pak/Bu. Dan jangan lupa memberikan pujian agar harga dirinya
meningkat. Ajak pula memberi tanda cek list pada jadual yang kegiatannya”.
”Selain itu, bila Bapak sudah
tidak lagi dirawat di Rumah sakit, bapak/Ibu tetap perlu memantau perkembangan Bapak. Jika
masalah harga dirinya kembali muncul dan tidak tertangani lagi, bapak/Ibu dapat
membawa Bapak ke rumah sakit”
”Nah bagaimana kalau sekarang
kita praktekkan cara memberikan pujian kepada Bapak”
”temui Bapak dan tanyakan
kegiatan yang sudah dia lakukan lalu berikan pujian yang yang mengatakan: Bagus
sekali Bapak, kamu sudah semakin terampil mencuci piring”
”Coba Bapak/Ibu praktekkan
sekarang. Bagus”
TERMINASI :
”Bagaimana perasaan Bapak/bu
setelah percakapan kita ini?”
“Dapatkah Bapak/Ibu jelaskan
kembali maasalah yang dihadapi t dan bagaimana cara merawatnya?”
“Bagus sekali bapak/Ibu dapat
menjelaskan dengan baik. Nah setiap kali Bapak/Ibu kemari lakukan seperti itu.
Nanti di rumah juga demikian.”
“Bagaimana kalau kita bertemu
lagi dua hari mendatang untuk latihan cara memberi pujian langsung kepada
Bapak”
“Jam berapa Bp/Ibu dating?
Baik saya tunggu. Sampai jumpa.”
SP 2 Keluarga : Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien
dengan masalah harga diri rendah
langsung kepada pasien
ORIENTASI:
“Selamat pagi Pak/Bu”
” Bagaimana perasaan
Bapak/Ibu hari ini?”
”Bapak/IBu masih ingat
latihan merawat keluarga BapakIbu
seperti yang kita pelajari
dua hari yang lalu?”
“Baik, hari ini kita akan
mampraktekkannya langsung kepada Bapak.”
”Waktunya 20 menit”.
”Sekarang mari kita temui
Bapak”
KERJA:
”Selamat pagi Bapak. Bagaimana
perasaan Bapak hari ini?”
”Hari ini saya datang bersama
keluarga Bapak. Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, keluarga Bapak juga
ingin merawat Bapak agar Bapak cepat pulih.”
(kemudian saudara berbicara
kepada keluarga sebagai berikut)
”Nah Pak/Bu, sekarang Bapak/Ibu
bisa mempraktekkan apa yang sudah kita latihkan beberapa hari lalu, yaitu
memberikan pujian terhadap perkembangan keluarga Bapak/Ibu”
(Saudara mengobservasi keluarga
mempraktekkan cara merawat pasien seperti yang telah dilatihkan pada pertemuan
sebelumnya).
”Bagaimana
perasaan Bapak setelah berbincang-bincang dengan keluarga?”
”Baiklah,
sekarang saya dan orang tua Bapak ke ruang perawat dulu”
(Saudara dan keluarga
meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan keluarga)
TERMINASI:
“ Bagaimana perasaan Bapak/Ibu
setelah kita latihan tadi?”
« «Mulai sekarang Bapak/Ibu
sudah bisa melakukan cara merawat tadi kepada Bapak»
« tiga hari lagi kita akan
bertemu untuk mendiskusikan pengalaman Bapak/Ibu melakukan cara merawat yang
sudah kita pelajari. Waktu dan tempatnya sama seperti sekarang Pak/Bu »
« Sampai jumpa »
SP 3 Keluarga : Membuat perencanaan pulang bersama
keluarga
ORIENTASI:
“Selamat pagi Pak/Bu”
”Karena hari ini bapak
direncanakan pulang, maka kita akan
membicarakan jadwal Bapak selama di rumah”
”Berapa lama Bpk/Ibu ada
waktu? Mari kita bicarakan di kantor
KERJA:
”Pak/Bu ini jadwal kegiatan Bapak selama di rumah sakit.
Coba diperhatikan, apakah semua dapat dilaksanakan di rumah?”Pak/Bu, jadwal
yang telah dibuat selama Bapak dirawat dirumah sakit tolong dilanjutkan dirumah, baik jadwal
kegiatan maupun jadwal minum obatnya”
”Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah
perilaku yang ditampilkan oleh Bapak selama di rumah. Misalnya
kalau Bapak terus menerus menyalahkan diri sendiri dan berpikiran negatif terhadap
diri sendiri, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan
orang lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi rumah sakit atau bawa bapak
lansung kerumah sakit”
TERMINASI:
”Bagaimana Pak/Bu? Ada yang belum jelas? Ini jadwal
kegiatan harian Bapak. Jangan lupa kontrol ke rumah sakit sebelum obat habis atau ada gejala
yang tampak. Silakan selesaikan administrasinya!”
Setelah Baca Silahkan Comment Disini Jangan Lupa Mampir Lagi! SOPAN KAMI SEGAN
0 komentar:
Posting Komentar