A.
Masalah Utama
Perilaku kekerasan.
B.
Proses Terjadinya Masalah
1.
Pengertian
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang
lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan
kesal atau marah yang tidak konstruktif. (Stuart dan Sundeen, 1995).
2.
Tanda dan gejala
Pada
pengkajian awal dapat diketahui alasan utama klien dibawa ke rumah sakit adalah
perilaku kekerasan di rumah. Klien dengan perilaku kekerasan sering menunjukkan
adanya (Boyd & Nihart, 1998) antara lain :
a.
Data Obyektif :
1)
Muka merah,
2)
Pandangan tajam,
3)
Otot tegang,
4)
Nada suara tinggi,
5)
Berdebat,
6)
Sering pula tampak klien
memaksakan kehendak
7)
Merampas makanan, memukul jika
tidak senang
b.
Data Subyektif :
1)
Mengeluh perasaan terancam
2)
Mengungkapkan perasaan tidak
berguna
3)
Mengungkapkan perasaan jengkel
4)
Mengungkapkan adanya keluhan
fisik, berdebar-debar, merasa tercekik, dada sesak, bingung.
3.
Penyebab
a.
Faktor predisposisi
Berbagai pengalaman yang dialami tiap orang yang
merupakan faktor predisposisi, artinya mungkin terjadi/ mungkin tidak terjadi
perilaku kekerasan jika faktor berikut dialami oleh individu :
1)
Psikologis, kegagalan yang
dialami dapat menimbulkan frustasi yang kemudian dapat timbul agresif atau
amuk. Masa kanak-kanak yang tidak menyenangkan yaitu perasaan ditolak, dihina,
dianiaya atau sanksi penganiayaan.
2)
Perilaku, reinforcement yang
diterima pada saat melakukan kekerasan di rumah atau di luar rumah, semua aspek
ini menstimulasi individu mengadopsi perilaku kekerasan.
3)
Sosial budaya, budaya tertutup
dan membalas secara diam (pasif agresif) dan kontrol sosial yang tidak pasti
terhadap perilaku kekerasan akan menciptakan seolah-olah perilaku kekerasan
diterima (permisive).
4)
Bioneurologis, banyak pendapat
bahwa kerusakan system limbic, lobus frontal, lobus temporal dan
ketidakseimbangan neutrotransmiter turut berperan dalam terjadinya perilaku
kekerasan.
b.
Faktor prespitasi
Faktor prespitasi dapat bersumber dari klien, lingkungan
atau interaksi dengan orang lain. Kondisi klien seperti kelemahan fisik
(penyakit fisik), keputusasaan, ketidakberdayaan, kepercayaan, percaya diri
yang kurang dapat menjadi penyebab perilaku kekerasan. Demikian pula dengan
situasi lingkungan yang ribut, padat, kritikan yang mengarah pada penghinaan,
kehilangan orang yang dicintai/ pekerjaan dan kekerasan merupakan faktor
penyebab yang lain. Interaksi sosial yang provokatif dan konflik dapat pula
memicu perilaku kekerasan.
4.
Akibat
Menurut
Townsend, M.C., (1998 : 156) perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana
seseorang melakukan suatu tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik
pada diri sendiri ataupun orang lain.
Seseorang yang dapat beresiko
melakukan perilaku kekerasan pada diri sendiri dan orang lain dapat menunjukkan
perilaku :
Data Subyektif :
a.
Mengungkapkan melihat atau
mendengar sesuatu yang mengancam
b.
Mengungkapkan perasaan takut,
cemas dan khawatir
c.
Wajah tegang, merah
d.
Mondar-mandir
e.
Mata melotot
f.
Rahang mengatup
g.
Tangan mengepal
h.
Keluar banyak keringat
i.
Tatapan mata tajam
j.
Muka merah
C.
Pohon Masalah
|
|
Core problem
|
Problem
D.
Masalah Keperawatan Dan Data Yang
Perlu Dikaji
1.
Gangguan
konsep diri : harga diri rendah
DO :
a.
Klien tampak lebih suka sendiri
b.
Binggung jika disuruh memilih
alternatif tindakan
c. Ingin menciderai
diri / ingin mengakiri kehidupan
DS :
a. Klien mengatakan : saya tidak bisa, tidak
mampu, bodoh/ tidak tahu apa-apa
2.
Perilaku
kekerasan
DO :
a. mata merah, wajah agak memerah, nada suara
tinggi dan keras, pandangan tajam.
DS :
a. klien mengatakan benci dan kesal pada
seseorang
b. klien suka membentak dan menyerang orang
yang mengusiknya jika sedang kesal
3.
Resiko
menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
DO :
a. Klien memukul diri sendiri atau orang lain
b. Klien merampas barang milik orang lain
c.
Klien membanting barang-barang
DS :
a. Klien mengatakan benci dan ingin memukul sese-orang
b. Klien membentak sese-orang dan mengatakan
kata - kata kasar dan kacau
E.
Diagnosa Keperawatan
1.
Risiko mencederai orang lain
berhubungan dengan perilaku kekerasan
2.
Perilaku kekerasan berhubungan
dengan harga diri rendah
STRATEGI
PELAKSANAAN (SP)
SP 1 P
Masalah Utama :
Perilaku kekerasan
A. PROSES KEPERAWATAN
1) Kondisi klien
Klien tampak tegang
Klien dibawa oleh keluarganya ke Rumah Sakit karena
memukul ibunya.
Kadang klien tampak mondar - mandir
2)
Diagnosa
keperawatan : Perilaku kekerasan
3)
Tujuan
1, Klien dapat membina hubungan salimh percaya
2. Klien dapat mengidentifikasi penyebab
perilaku kekerasan
3.Klien dapat
mengidentifikasi tanda‑tanda perilaku kekerasan.
4. Klien dapat
mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
5. Klien dapat
mengidentifikasi akibat dari perilaku kekerasan
6. Klien dapat mengidentifikasi
cara konstruktif dalam berespon terhadap
Kemarahan
4) Tindakan
1.
Sapa klien sambil berjabat tangan tanyakan nama
lengkap dan nama panggilan yang di sukai.
2.
Identifikasi penyebab perasaan marah.
3.
Diskusikan tanda dan gejala marah yang dirasakan.
4.
Diskusikan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
klien.
5.
Diskusikan akibat dari marah yang biasa dilakukan.
6.
Diskusikan cara marah yang sehat.
7.
latih klien cara marah dengan tarik napas dalam.
8.
Masukkan dalam jadwal harian
B. STRTEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
ORIENTASI:
1. Salam Terapeutik
“Selamat pagi pak, perkenalkan nama saya nurhakim yudhi
wibowo, panggil saya yudi, saya
perawat yang dinas di ruangan 9 ini, Nama bapak siapa, senangnya dipanggil
apa?”
2. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan bapak
saat ini?, Masih ada perasaan kesal
atau marah?”
3.Kontrak
* Topik
“Baiklah kita akan berbincang-bincang sekarang tentang perasaan marah bapak”
* Waktu
“Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang?” Bagaimana kalau 10
menit?
* Waktu
“Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang-bincang, pak? Bagaimana
kalau di ruang tamu?”
KERJA:
“Apa yang menyebabkan bapak marah?, Apakah sebelumnya bapak pernah
marah? Terus, penyebabnya apa? Samakah dengan yang sekarang?. O..iya, apakah
ada penyebab lain yang membuat bapak
marah”
“Pada saat penyebab
marah itu ada, seperti bapak stress karena pekerjaan atau masalah uang(misalnya ini penyebab
marah pasien), apa yang bapak rasakan?” (tunggu respons pasien)
“Apakah bapak merasakan kesal kemudian dada bapak berdebar-debar, mata
melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal?”
“Setelah itu apa yang bapak lakukan? O..iya, jadi bapak marah-marah,
membanting pintu dan memecahkan barang-barang, apakah dengan cara ini stress
bapak hilang? Iya, tentu tidak. Apa kerugian
cara yang bapak lakukan? Betul, istri jadi takut barang-barang pecah. Menurut
bapak adakah cara lain yang lebih baik? Maukah bapak belajar cara
mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan kerugian?”
”Ada beberapa cara untuk
mengontrol kemarahan, pak. Salah satunya adalahlah dengan cara fisik. Jadi
melalui kegiatan fisik disalurkan rasa marah.”
”Ada beberapa cara, bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu?”
”Begini pak, kalau tanda-tanda marah tadi sudah
bapak rasakan maka bapak berdiri, lalu tarik napas dari hidung, tahan sebentar,
lalu keluarkan/tiupu perlahan –lahan melalui mulut seperti mengeluarkan
kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari hidung, bagus.., tahan, dan tiup melalui
mulut. Nah, lakukan 5 kali. Bagus sekali, bapak sudah bisa melakukannya. Bagaimana
perasaannya?”
“Nah, sebaiknya latihan ini bapak lakukan secara rutin, sehingga bila
sewaktu-waktu rasa marah itu muncul bapak sudah terbiasa melakukannya”
TERMINASI
1. Evaluasi
Subyektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang tentang kemarahan
bapak?”
”Iya jadi ada 2 penyebab bapak marah ........ (sebutkan) dan yang
bapak rasakan ........ (sebutkan) dan yang bapak lakukan ....... (sebutkan)
serta akibatnya ......... (sebutkan)
2.Evaluasi Obyektif
”Coba selama saya tidak ada, ingat-ingat lagi penyebab marah bapak yang lalu, apa
yang bapak lakukan kalau marah yang belum kita bahas dan jangan lupa latihan
napas dalamnya ya pak.
3. RTL
‘Sekarang kita buat jadual latihannya ya pak, berapa kali sehari bapak
mau latihan napas dalam?, jam berapa saja pak?”
4. Kontrak
* Topik
”Baik, bagaimana kalau 2 jam lagi saya
datang dan kita latihan cara yang lain untuk mencegah/mengontrol marah.
* Tempat
Tempatnya disini saja ya pak, Selamat pagi”
*Waktu
” waktunya 15 menit
saja ya pak.....
|
STRATEGI
PELAKSANAAN (SP)
SP 2 P
Masalah Utama :
Perilaku kekerasan/Amuk/Marah
A. PROSES KEPERAWATAN
1) Kondisi klien
Klien sudah dapat membina hubungan salng percaya dengan perawat.
Klien dapat mengenal penyebab marah
2)
Diagnosa
keperawatan : Perilaku kekerasan/ngamuk
3)
Tujuan
1. Klien mampu
mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan.
2. Klien mampu mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa
dilakukan.
3. Klien mampu mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan klien.
4) Tindakan
1.
Evaluasi latihan napas dalam
2. Latih cara fisik ke dua dengan
pukul-pukul bantal
3. Susun jadwal harian cara ke 2
B. STRTEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
|
STRATEGI
PELAKSANAAN (SP)
SP 3 P
Masalah Utama :
Perilaku kekerasan/Amuk/Marah
A. PROSES KEPERAWATAN
1) Kondisi klien
Klien
sudah mengetahui perasaan saat marah dan akibat tindakan yang dilakukan saat
marah.
Klien
tenang dan kooperatif.
2)
Diagnosa
keperawatan : Perilaku kekerasan/ngamuk
3)
Tujuan
1. Melatih satu cara marah yang konsruktif.
2. Mendemonstrasikan satu cara marah yang kontruktif.
4)
Tindakan
1. Evaluasi latihan napas dalam dan
pukul-pukul bantal
2. Latih
mengontrol peralaku kekerasan secara social/verbal : menolak dengan
baik, meminta dengan baik dan mengungkapkan perasaan dengan baik.
3.
Susun jadwal latihan mengungkap marah secara verbal.
B. STRTEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
“Selamat
pagi pak, sesuai dengan janji saya kemarin sekarang kita ketemu lagi”
2. Evaluasi
“Bagaimana
pak, sudah dilakukan latihan tarik napas dalam dan pukul kasur bantal?, apa yang
dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?”
“Coba saya lihat jadwal
kegiatan hariannya.”
“Bagus. Nah kalau tarik
nafas dalamnya dilakukan sendiri tulis M, artinya mandiri; kalau diingatkan
suster baru dilakukan tulis B, artinya
dibantu atau diingatkan. Nah kalau tidak dilakukan tulis T, artinya belum bisa
melakukan
3. Kontrak
* Topik
“Bagaimana kalau sekarang
kita latihan cara bicara untuk mencegah marah?”
* Tempat
“Dimana enaknya kita
berbincang-bincang?Bagaimana kalau di tempat yang sama?”
* Waktu
“Berapa lama bapak mau kita
berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?”
KERJA
“Sekarang kita latihan
cara bicara yang baik untuk mencegah marah. Kalau marah sudah dusalurkan
melalui tarik nafas dalam atau pukul kasur dan bantal, dan sudah lega, maka
kita perlu bicara dengan orang yang membuat kita marah. Ada tiga caranya pak:
1.
Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara
yang rendah serta tidak menggunakan kata-kata kasar. Kemarin Bapak bilang
penyebab marahnya larena minta uang sama isteri tidak diberi. Coba Bapat minta
uang dengan baik:”Bu, saya perlu uang untuk membeli rokok.” Nanti bisa dicoba
di sini untuk meminta baju, minta obat dan lain-lain. Coba bapak praktekkan.
Bagus pak.”
2.
Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan
bapak tidak ingin melakukannya, katakan: ‘Maaf saya tidak bisa melakukannya
karena sedang ada kerjaan’. Coba bapak praktekkan. Bagus pak”
3.
Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan
orang lain yang membuat kesal bapak dapat mengatakan:’ Saya jadi ingin marah
karena perkataanmu itu’. Coba praktekkan. Bagus”
TERMINASI
1. Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan bapak
setelah kita bercakap-cakap tentang cara mengontrol marah dengan bicara yang
baik?”
2. Evaluasi Obyektif
“Coba bapak sebutkan lagi
cara bicara yang baik yang telah kita pelajari”
“Bagus sekal,
3. RTL
sekarang mari kita masukkan dalam jadual. Berapa kali sehari
bapak mau latihan bicara yang baik?, bisa kita buat jadwalnya?”
Coba masukkan dalam jadual latihan sehari-hari,
misalnya meminta obat, uang, dll. Bagus nanti dicoba ya Pak!”
4. Kontrak
* Topik
“Nanti kita akan
membicarakan cara lain untuk mengatasi rasa marah bapak yaitu dengan cara
ibadah, bapak setuju?
* Tempat
Mau di mana Pak? Di sini
lagi? Baik sampai nanti ya”
* Waktu
“
sekitar 3 jam lagi nanti saya kesini..
STRATEGI
PELAKSANAAN (SP)
SP 4 P
Masalah Utama :
Perilaku kekerasan/Amuk/Marah
A. PROSES KEPERAWATAN
1) Kondisi klien
Klien
dapat mengetahui cara mengungkapkan marah yang sehat.
Klien
dapat mempraktikkan cara marah yang sehat
2)
Diagnosa
keperawatan : Perilaku kekerasan/
3)
Tujuan
1, Klien mendapat dukungan keluarga dalam mengontrol perilaku
kekerasan
4) Tindakan
a. Diskusikan hasil latihan mengontrol perilaku
kekerasan secara fisik
dan
sosial/verbal
b. Latih mengontrol perilaku kekerasan secara
spiritual : sholat/berdoa
c. Buat jadual latihan sholat/berdoa
B. STRTEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
“Selamat pagi pak,
2. Evaluasi/validasi
sesuai dengan janji saya
dua jam yang lalu sekarang saya datang
lagi” Baik, yang mana yang mau dicoba?”
“Bagaimana pak, latihan
apa yang sudah dilakukan?Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara
teratur? Bagus sekali, bagaimana rasa marahnya”
3.Kontrak
* Topik
“Bagaimana kalau sekarang
kita latihan cara lain untuk mencegah rasa marah yaitu dengan ibadah?”
* Tempat
“Dimana enaknya kita
berbincang-bincang?Bagaimana kalau di tempat tadi?”
* Waktu
“Berapa lama bapak mau
kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?
KERJA
“Coba ceritakan kegiatan ibadah yang
biasa Bapak lakukan! Bagus. Baik, yang mana mau dicoba?
“Nah, kalau bapak
sedang marah coba bapak langsung duduk dan tarik napas dalam. Jika tidak reda
juga marahnya rebahkan badan agar rileks. Jika tidak reda juga, ambil air
wudhu kemudian sholat”.
“Bapak bisa melakukan
sholat secara teratur untuk meredakan kemarahan.”
“Coba Bpk sebutkan
sholat 5 waktu? Bagus. Mau coba yang mana?Coba sebutkan caranya (untuk yang
muslim).”
TERMINASI
1. Evaluasi Subyektif
Bagaimana perasaan bapak
setelah kita bercakap-cakap tentang cara yang ketiga ini?”
2. Evaluasi Obyektif
“Jadi sudah berapa cara
mengontrol marah yang kita pelajari? Bagus”.
3. RTL
“Mari kita masukkan
kegiatan ibadah pada jadual kegiatan bapak. Mau berapa kali bapak sholat.
Baik kita masukkan sholat ....... dan ........ (sesuai kesepakatan pasien)
“Coba bapak sebutkan lagi
cara ibadah yang dapat bapak lakukan bila bapak merasa marah”
“Setelah ini coba bapak lakukan jadual
sholat sesuai jadual yang telah kita
buat tadi”
4. Kontrak
* Topik
“Besok kita ketemu lagi ya
pak, nanti kita bicarakan cara keempat mengontrol rasa marah, yaitu dengan
patuh minum obat..
* Waktu
Mau jam berapa pak? Seperti sekarang saja,
jam 10 ya?”
* Tempat
“ Dimana kita akan ngobrol-ngobrol....ya di
teras....
|
STRATEGI
PELAKSANAAN (SP)
SP 5 P
Masalah Utama :
Perilaku kekerasan/Amuk/Marah
A. PROSES KEPERAWATAN
1) Kondisi klien
Klien
sudah dapat mengenal cara mengungkapkan marah yang sehat.
2)
Diagnosa
keperawatan : Perilaku kekerasan/ngamuk
3)
Tujuan
1, Klien dapat menggunakan obat dengan benar (sesuai program
pengobatan)
4)
Tindakan
a.
Evaluasi
jadwal kegiatan harian klien untuk cara mencegah marah yang sudah dilatih
b.
Diskusikan
dengan klien tentang obat-obat yang diminum
c.
Diskusikan
Prinsip 5B minum obat
d.
Susun
jadwal minum obat secara teratur
B. STRTEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
“Selamat pagi pak, sesuai
dengan janji saya kemarin hari ini kita ketemu lagi”
2. Evaluasi/validasi
“Bagaimana pak, sudah
dilakukan latihan tarik napas dalam, pukul kasur bantal, bicara yang baik serta sholat?, apa yang
dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?. Coba kita lihat cek
kegiatannya”.
3. Kontrak
* Topik
“Bagaimana kalau sekarang
kita bicara dan latihan tentang cara minum obat yang benar untuk mengontrol
rasa marah?”
* Tempat
“Dimana enaknya kita
berbincang-bincang? Bagaimana kalau di tempat kemarin?”
* Waktu
“Berapa lama bapak mau kita
berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit”
FASEKERJA (perawat
membawa obat pasien)
“Bapak
sudah dapat obat dari dokter?”
Berapa macam obat yang Bapak
minum? Warnanya apa saja? Bagus! Jam berapa Bapak minum? Bagus!
“Obatnya ada tiga macam pak, yang warnanya
oranye namanya CPZ gunanya agar pikiran
tenang, yang putih ini namanya THP agar
rileks, dan yang merah jambu ini namanya
HLP agar pikiran teratur dan rasa marah berkurang. Semuanya ini harus
bapak minum 3 kali sehari jam 7 pagi,
jam 1 sian g, dan jam 7 malam”.
“Bila nanti setelah minum
obat mulut bapak terasa kering, untuk
membantu mengatasinya bapak bisa minum air putih yang tersedia di ruangan”.
“Bila terasa mata berkunang-kunang, bapak
sebaiknya istirahat dan jangan beraktivitas dulu”
“Nanti di rumah sebelum
minum obat ini bapak lihat dulu label di kotak obat apakah benar nama bapak tertulis disitu,
berapa dosis yang harus diminum, jam berapa saja harus diminum. Baca juga
apakah nama obatnya sudah benar? Di sini minta obatnya pada suster kemudian cek
lagi apakah benar obatnya!”
“Jangan pernah menghentikan
minum obat sebelum berkonsultasi dengan dokter ya pak, karena dapat terjadi
kekambuhan.”
“Sekarang kita masukkan
waktu minum obatnya kedalam jadual ya pak.”
TERMINASI
1. Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan
bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara minum obat yang benar?
2.Evaluasi Obyektif
“Coba bapak sebutkan
lagijenis obat yang Bapak minum! Bagaimana cara minum obat yang benar?”
“Nah, sudah berapa cara
mengontrol perasaan marah yang kita pelajari?.
3. RTL
Sekarang kita tambahkan
jadual kegiatannya dengan minum obat. Jangan lupa laksanakan semua dengan
teratur ya”.
4. Kontrak
“Baik, Besok kita ketemu
kembali untuk melihat sejauhma ana bapak melaksanakan kegiatan dan sejauhmana
dapat mencegah rasa marah. Sampai jumpa”
STRATEGI
PELAKSANAAN (SP)
SP 1 K
Masalah Utama :
Perilaku kekerasan/Amuk/Marah
A. PROSES KEPERAWATAN
- Kondisi keluarga
Keluarga
sudah mengetahui cara merawat pasien yang sedang marah – marah.
- Diagnosa keperawatan : Perilaku kekerasan/ngamuk
- Tujuan
1, Klien dan keluarga dapat menggunakan
obat dengan benar (sesuai program pengobatan)
- Tindakan
1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga
dalam merawat pasien
2) Diskusikan bersama keluarga tentang
perilaku kekerasan (penyebab,
tanda dan gejala, perilaku yang muncul dan
akibat dari perilaku tersebut)
3) Diskusikan bersama keluarga
kondisi-kondisi pasien yang perlu segera dilaporkan kepada perawat, seperti
melempar atau memukul benda/orang lain
B. STRTEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN
ORIENTASI
1. Salam
Terapeutik
“Selamat pagi bu, perkenalkan nama saya A K,
saya perawat dari ruang Soka ini, saya yang akan merawat bapak (pasien). Nama ibu siapa, senangnya
dipanggil apa?”
2. Evaluasi/validasi
“Bisa kita berbincang-bincang sekarang
tentang masalah yang Ibu hadapi?”
3. Kontrak
* Topik
“Berapa lama ibu kita berbincang-bincang?
* Waktu
Bagaimana kalau 30 menit?”
* Tempat
“Di mana enaknya kita berbincang-bincang, Bu? Bagaimana kalau di ruang
tamu?”
KERJA
“Bu, apa masalah yang Ibu hadapi/ dalam merawat Bapak? Apa yang Ibu
lakukan? Baik Bu, Saya akan coba jelaskantentang marah Bapak dan hal-hal yang
perlu diperhatikan.”
“Bu, marah adalah
suatu perasaan yang wajar tapi bisa tidak disalurkan dengan benar akan
membahayakan dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan.
Yang menyebabkan suami ibu marah dan ngamuk adalah kalau dia merasa
direndahkan, keinginan tidak terpenuhi. Kalau Bapak apa penyebabnya Bu?”
“Kalau nanti wajah suami ibu tampak tegang dan merah, lalu kelihatan
gelisah, itu artinya suami ibu sedang marah, dan biasanya setelah itu ia akan
melampiaskannya dengan membanting-banting perabot rumah tangga atau memukul
atau bicara kasar? Kalau apa perubahan terjadi? Lalu apa yang biasa dia
lakukan?””
“Nah bu, ibu sudah lihat khan apa yang saya ajarkan kepada bapak bila
tanda-tanda kemarahan itu muncul. Ibu bisa bantu bapak dengan cara
mengingatkan jadual latihan cara mengontrol marah yang sudah dibuat yaitu
secara fisik, verbal, spiritual dan obat teratur”. Kalau bapak bisa
melakukanya jangan lupa di puji ya bu”
TERMINASI
1. Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara
merawat bapak?”
2. Evaluasi Obyektif
“Coba ibu sebutkan lagi cara merawat bapak”
3. RTL
“Setelah ini coba ibu ingatkan jadual yang telah dibuat untuk bapak ya
bu”
4. Kontrak
“Bagaimana kalau kita ketemu 2 hari lagi untuk latihan cara-cara yang
telah kita bicarakan tadi langsung kepada bapak?”
“Tempatnya disini saja lagi ya bu?”
|
SP 2 Keluarga:
Melatih keluarga melakukan cara-cara mengontrol
Kemarahan
a)
Evaluasi
pengetahuan keluarga tentang marah
b)
Anjurkan
keluarga untuk memotivasi pasien melakukan tindakan yang telah diajarkan oleh
perawat
c)
Ajarkan
keluarga untuk memberikan pujian kepada pasien bila pasien dapat melakukan
kegiatan tersebut secara tepat
d)
Diskusikan
bersama keluarga tindakan yang harus dilakukan bila pasien menunjukkan
gejala-gejala perilaku kekerasan
ORIENTASI
“Selamat pagi bu, sesuai dengan janji kita 2 hari yang lalu sekarang kita
ketemu lagi untuk latihan cara-cara mengontrol rasa marah bapak.”
“Bagaimana Bu? Masih ingat diskusi kita yang lalu? Ada yang mau Ibu
tanyakan?” “Berapa lama ibu mau kita latihan?“Bagaimana kalau kita latihan disini
saja?, sebentar saya panggilkan bapak supaya bisa berlatih bersama”
KERJA
”Nah pak, coba ceritakan kepada Ibu, latihan yang sudah Bapak lakukan.
Bagus sekali. Coba perlihatkan kepada Ibu jadwal harian Bapak! Bagus!”
”Nanti di rumah ibu bisa membantu bapak latihan mengontrol kemarahan
Bapak.”
”Sekarang kita akan coba latihan bersama-sama ya pak?”
”Masih ingat pak, bu kalau
tanda-tanda marah sudah bapak rasakan maka yang harus dilakukan bapak
adalah.......?”
”Ya.. betul, bapak
berdiri, lalu tarik napas dari hidung, tahan sebentar
lalu keluarkan/tiup perlahan –lahan melalui mulut
seperti mengeluarkan kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari hidung, bagus..,
tahan, dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali, coba ibu temani dan bantu
bapak menghitung latihan ini sampai 5 kali”.
“Bagus sekali, bapak
dan ibu sudah bisa melakukannya dengan baik”.
“Cara yang kedua masih ingat pak, bu?”
“ Ya..benar, kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan
muncul perasaan kesal, berdebar-debar, mata melotot, selain napas dalam bapak
dapat melakukan pukul kasur dan bantal”.
“Sekarang coba
kita latihan memukul kasur dan bantal. Mana kamar bapak? Jadi kalau nanti bapak
kesal dan ingin marah, langsung ke kamar dan lampiaskan kemarahan tersebut
dengan memukul kasur dan bantal. Nah, coba bapak lakukan sambil didampingi ibu,
berikan bapak semangat ya bu. Ya, bagus sekali bapak melakukannya”. “Cara yang
ketiga adalah bicara yang baik bila sedang marah. Ada tiga caranya pak, coba
praktekkan langsung kepada ibu cara bicara ini:
1.
Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang
rendah serta tidak menggunakan kata-kata kasar, misalnya: ‘Bu, Saya perlu uang
untuk beli rokok! Coba bapak praktekkan. Bagus pak”.
2.
Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak tidak
ingin melakukannya, katakan: ‘Maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang
ada kerjaan’. Coba bapak praktekkan. Bagus pak”
3.
Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain
yang membuat kesal bapak dapat mengatakan:’ Saya jadi ingin marah karena
perkataanmu itu’. Coba praktekkan. Bagus”
“Cara berikutnya adalah kalau bapak sedang marah apa
yang harus dilakukan?”
“Baik sekali, bapak coba langsung duduk dan tarik napas
dalam. Jika tidak reda juga marahnya rebahkan badan agar rileks. Jika tidak
reda juga, ambil air wudhu kemudian sholat”.
“Bapak bisa melakukan sholat secara teratur dengan
didampingi ibu untuk meredakan kemarahan”.
“Cara terakhir adalah minum obat teratur ya pak, bu agar
pikiran bapak jadi tenang, tidurnya juga
tenang, tidak ada rasa marah”
“Bapak coba jelaskan berapa macam obatnya! Bagus. Jam
berapa minum obat? Bagus. Apa guna obat? Bagus. Apakah boleh mengurangi atau
menghentikan obat? Wah bagus sekali!”
“Dua hari yang lalu sudah saya jelaskan terapi
pengobatan yang bapak dapatkan, ibu tolong selama di rumah ingatkan bapak untuk
meminumnya secara teratur dan jangan dihentikan tanpa sepengetahuan dokter”
TERMINASI
“Baiklah bu, latihan kita sudah selesai. Bagaimana perasaan ibu setelah
kita latihan cara-cara mengontrol marah langsung kepada bapak?”
“Bisa ibu sebutkan lagi ada berapa cara mengontrol marah?”
“Selanjutnya tolong pantau dan motivasi Bapak melaksanakan jadwal latihan
yang telah dibuat selama di rumah nanti. Jangan lupa berikan pujian untuk Bapak
bila dapat melakukan dengan benar ya Bu!”
“ Karena Bapak sebentar lagi sudah mau pulang bagaimana kalau 2 hari lagi
Ibu bertemu saya untuk membicarakan jadwal aktivitas Bapak selama di rumah
nanti.”
“Jam 10 seperti hari ini ya Bu. Di ruang ini juga.”
SP 3 Keluarga: Menjelaskan perawatan lanjutan bersama keluarga
Buat
perencanaan pulang bersama keluarga
ORIENTASI
“Selamat pagi pak, bu, karena ibu dan keluarga sudah menetahui
cara-cara yang sebelumnya telah kita bicarakanya. Sekarang Bagaimana kalau
kita berbincang-bincang tentang perawatan lanjutan untuk keluarga Bapak/Ibu.
Apakah sudah dipuji keberhasilannya?”
“Nah sekarang bagaimana kalau bicarakan jadual kegiatan dan perawatan
lanjutan di rumah, disini saja?”
“Berapa lama bapak dan ibu mau kita berbicara? Bagaimana kalau 30
menit?”
KERJA
“Pak, bu, jadual yang telah dibuat tolong dilanjutkan, baik jadual aktivitas
maupun jadual minum obatnya. Mari kita lihat jadwal Bapak!”
“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang
ditampilkan oleh bapak selama di rumah. Kalau misalnya Bapak menolak minum obat atau memperlihatkan
perilaku membahayakan orang lain, maka bapak konsul kan ke dokter atau di
bawa kerumah sakit ini untuk dilakukan pemeriksaan ulang pada bapak.”
TERMINASI
“ Bagaimana Bu? Ada yang ingin ditanyakan? Coba Ibu sebutkan apa saja
yang perlu diperhatikan (jadwal kegiatan, tanda atau gejala, kontrol; ke
rumah sakit). Saya rasa mungkin cukup sampai disini dan untuk persiapan
pulang pasien lainya akan segera saya siapkan”
|
Setelah Baca Silahkan Comment Disini Jangan Lupa Mampir Lagi! SOPAN KAMI SEGAN
0 komentar:
Posting Komentar