Rabu, 27 Februari 2013

Laporan Pendahuluan HDR


LAPORAN PENDAHULUAN


A.      Masalah Utama

Gangguan konsep diri  :  harga diri rendah

B.       Proses Terjadinya Masalah

1.    Pengertian
Harga diri rendah kronis adalah evaluasi diri/perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif dan dipertahankan dalam waktu yang lama (NANDA, 2005). Individu cenderung untuk menilai dirinya negatif dan merasa lebih rendah dari orang lain (Depkes RI, 2000).

2.    Etiologi
Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping individu yang tidak efektif akibat adanya kurang umpan balik positif, kurangnya system pendukung, kemunduran perkembangan ego, pengulangan umpan balik yang negatif, disfungsi system keluarga serta terfiksasi pada tahap perkembangan awal (Townsend, M.C, 1998: 366).
Menurut Carpenito, L.J (2002: 82) koping individu tidak efektif adalah keadaan dimana seorang individu mengalami atau berisiko mengalami suatu ketidakmampuan dalam menangani stressor internal atau lingkungan dengan adekuat karena ketidakadekuatan sumber-sumber (fisik, psikologis, perilaku atau kognitif).
Sedangkan menurut Townsend, M.C (1998: 312) koping individu tidak efektif merupakan kelainan perilaku adaptif dan kemampuan memecahkan masalah seseorang dalam memenuhi tuntunan kehidupan dan peran.

3.                Tanda Dan Gejala
Ada 10 cara individu mengekspresikan secara langsung harga diri rendah (Stuart dan Sundeen, 1995)
a.    Mengejek dan mengkritik diri sendiri
b.    Merendahkan atau mengurangi martabat diri sendiri
c.    Rasa bersalah atau khawatir
d.   Manisfestasi fisik : tekanan darah tinggi, psikosomatik, dan penyalahgunaan zat.
e.    Menunda dan ragu dalam mengambil keputusan
f.     Gangguan berhubungan, menarik diri dari kehidupan sosial
g.    Menarik diri dari realitas
h.    Merusak diri
i.      Merusak atau melukai orang lain
j.      Kebencian dan penolakan terhadap diri sendiri

4.                Mekanisme Sebab – Akibat
Sebab :
a.    Gangguan citra tubuh
Gangguan citra tubuh merupakan perubahan persepsi tentang tubuh yang diakibatkan oleh perubahan ukuran, bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan makna dan objek yang sering kontak dengan tubuh, klien biasanya tidak dapat menerima kondisinya, merasa kurang sempurna kemudian akan timbul harga diri rendah
Tanda dan Gejala
1)   Menolak melihat, menyentuh bagian tubuh yang berubah.
2)   Menolak penjelasan perubahan tubuh.
3)   Persepsi negative terhadap perubahan tubuh.
4)   Mengungkapkan keputusasaan.
5)   Mengungkapkan ketakutan.
b.    Ideal diri tidak realistic
Ideal diri yang terlalu tinggi sukar dicapai dan tidak realitas, ideal diri yang suram dan tidak jelas, cenderung menuntut. Kegagalan – kegagalan yang dialami dan fantasi yang terlalu tinggi yang tidak dapat dicapai membuat frustasi dan timbul harga diri  rendah.
Tanda dan gejala
1)   Merasa diri tak berharga
2)   Perasaan tidak mampu
3)   Rasa bersalah
4)   Ketegangan peran yang dirasakan
5)   Pandangan hidup yang pesimis
6)   Penolakan terhadap kemampuan personal atau ketidakmampuan untuk mendapatkan penghargaan yang positif

Akibat :
a.    Isolasi sosial : menarik diri
Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain.  Selain itu menari diri merupakan suatu tindakan melepaskan diri baik perhatian maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri) (Stuart dan Sundeen, 1995).
Tanda dan Gejala
1)        Apatis
2)        Ekspresi wajah sedih
3)        Afek tumpul
4)        Menghindar dari orang lain
5)        Klien tampak memisahkan diri dengan orang lain
6)        Komunikasi kurang
7)        Kontak mata kurang
8)        Berdiam diri
9)        Kurang mobilitas
10)    Gangguan pola tidur (Tidur berlebihan/ kurang tidur)
11)    Mengambil posisi tidur seperti janin
12)    Kemunduran kesehatan fisik
13)    Kurang memperhatikan keperawatan diri

C.       Pohon Masalah menurut Keliat (1998)


Isolasi sosial : menarik diri                                                                           
 
 

                                                                             Akibat
Gangguan konsep diri : harga diri rendah                                      
 
 

Core problem
 

                                                                             Penyebab

D.      Masalah Keperawatan Dan Data Yang Perlu Dikaji

1.    Menarik diri

Data Obyektif :

a.         Apatis, ekspresi sedih, efek tumpul.

b.         Komunikasi kurang atau tidak ada.

c.         Tidak ada kontak mata, klien lebih sering menunduk.

d.        Berdiam diri dikamar/ tempat terpisah ; klien kurang mobilisasi.

e.         Menolak berhubungan dengan orang lain.

f.          Tidak melakukan kegiatan sehari- hari.

Data Subyektif

            Klien mengatakan lebih suka sendiri daripada berhubungan dengan orang lain.

2.    Harga diri rendah.

Data Obyektif :

a.         Perasaan malu terhadap diri sendiri.

b.         Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik diri).

c.         Merendahkan martabat.

d.        Gangguan hubungan social, menarik diri, lebih suka sendiri.

e.         Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)

f.          Menciderai diri akibat harga diri rendah serta tatapan yang suram.

Data Subyektif

a.         Klien mengatakan : saya tidak bisa, tidak mampu, bodoh, tidak tahu apa-apa.

b.         Klien megungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri 

3.    Gangguan citra tubuh

Data Obyektif :

a.         Menolak melihat, menyentuh bagian tubuh yang berubah.

b.         Menolak penjelasan perubahan tubuh.

c.         Persepsi negative terhadap perubahan tubuh.

d.        Mengungkapkan keputusasaan.

e.         Mengungkapkan ketakutan.

Data Subyektif

            Klien mengatakan malu terhadap dirinya sendiri.


E.       Diagnosa Keperawatan

1. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah.

2. Harga diri rendah berhubungan dengan gangguan citra tubuh.


STRATEGI PELAKSANAAN (SP)


Masalah Utama           : Harga Diri Rendah

Proses Keperawatan

A.    Kondisi klien
·               Mengkritik diri sendiri.
·               Perasaan tidak mampu.
·               Pandangan hidup yang pesimis
·               Penurunan produktifitas
·               Penolakan terhadap kemampuan diri
·               terlihat dari kurang memperhatikan perawatan diri
·                Berpakaian tidak rapih.
·               Selera makan kurang
·               tidak berani menatap lawan bicara.
·                Lebih banyak menunduk.
B.     Diagnosa perawatan: Gangguan Konsep Diri: Harga diri rendah

C.    Tindakan Keperawatan
1.      Klien dapat membina hubungan saling percaya.
2.      Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
3.      Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.
4.      Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
5.      Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kemampuannya.
D.    Tindakan keperawatan
1.      Sapa klien dengan ramah,perkenalkan diri dengan sopan, tanyakan      nama lengkap dan nama panggilan yang disukai.
2.      Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
3.      Diskusikan kemampuan yang masih dapat dilakukan dan dapat dilanjutkan penggunaaanya.
4.      Rencanakam bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan.
5.      Beri kesempatan klien mencoba kegiatanyang telah direncanakan.
6.      Disakusikan pelaksanaan kegiatan dirumah.
7.      Masukkan dalam jadwal harian klien

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
FASE ORIENTASI :
1. Salam Terapeutik
   “Selamat pagi, Perkenalkan nama saya rista islamarida dari FIK UNISSULA.
2. Evaluasi/validasi
   Bagaimana keadaan   bapak  hari ini ?  bapak terlihat segar“.
3. Kontrak
  a. Topik
      ”Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang             pernah   bapak lakukan? Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih dapat   bapak dilakukan. Setelah kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk kiakakta latih”
 b. Tempat
    ”Dimana kita duduk ? Bagaimana kalau di ruang tamu ?
 c. Waktu
    Berapa lama ? Bagaimana kalau 20 menit .
KERJA :
  bapak, apa saja kemampuan yang   bapak miliki? Bagus, apa lagi? Saya buat daftarnya ya! Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa  bapak lakukan? Bagaimana dengan merapihkan kamar? Menyapu ? Mencuci piring..............dst.”.          “ Wah, bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang   bapak miliki “.
  bapak dari lima kegiatan/kemampuan ini, yang mana yang masih dapat dikerjakan di rumah sakit ? Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang kedua.......sampai 5 (misalnya ada 3 yang masih bisa dilakukan). Bagus sekali ada 3 kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini. 
”Sekarang, coba   bapak pilih satu kegiatan  yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini”.” O yang nomor satu, merapihkan tempat tidur?Kalau begitu, bagaimana kalau sekarang kita latihan merapihkan tempat tidur   bapak”. Mari kita lihat tempat tidur bapak Coba lihat, sudah rapihkah tempat tidurnya?”
“Nah kalau kita mau merapihkan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu bantal dan selimutnya. Bagus ! Sekarang kita angkat spreinya, dan kasurnya kita balik.  ”Nah, sekarang kita pasang lagi spreinya, kita mulai dari arah atas, ya bagus !. Sekarang sebelah kaki, tarik dan masukkan, lalu sebelah pinggir masukkan. Sekarang ambil bantal, rapihkan, dan letakkan di sebelah atas/kepala. Mari kita lipat selimut, nah letakkan sebelah bawah/kaki. Bagus !”
bapak sudah bisa merapihkan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan bedakah dengan sebelum dirapikan? Bagus ”
“ Coba bapak lakukan dan jangan lupa memberi tanda MMM (mandiri) kalau bapak lakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan bisa melakukan, dan bapak bapak (tidak) melakukan.

TERMINASI :
1. Evaluasi Subyektif
    “Bagaimana perasaan   bapak setelah kita bercakap-cakap dan latihan merapihkan   tempat tidur ? Yach,   t ternyata banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan di rumah sakit ini.
2. Evaluasi Obyektif
    Salah satunya, merapihkan tempat tidur, yang sudah   bapak praktekkan dengan baik   sekali.  Nah kemampuan ini dapat dilakukan juga di rumah setelah pulang.”
3. Rencana Tindak Lanjut
   ”Sekarang, mari kita masukkan pada jadual harian.   Bapak  Mau berapa kali sehari merapihkan tempat tidur. Bagus, dua kali yaitu pagi-pagi jam berapa ? Lalu sehabis istirahat, jam 16.00”
4. Kontrak
   * Topik
”Besok pagi  kita latihan lagi kemampuan yang kedua. Bapak masih ingat kegiatan apa lagi yang mampu dilakukan di rumah selain merapihkan tempat tidur? Ya bagus, cuci piring..
   * Waktu
 kalu begitu kita akan latihan mencuci piring besok jam 8 pagi
   * Tempat
 di dapur ruangan ini sehabis makan pagi  Sampai jumpa ya”

STRATEGI PELAKSANAN TINDAKAN KEPERAWATAN
SP 2P

Masalah Utama           : Harga Diri Rendah

Proses Keperawatan

A  Kondisi klien

Klien telah terbina hubungan saling percaya dengan perawat
Klien telah mengetahui / dapat mengenal beberapa kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.

B Diagnosa perawatan: Gangguan Konsep Diri: Harga diri rendah
C. Tujuan
     1. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
2. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kemampuannya
D.Tindakan Keperawatan
     1. Evaluasi/validasi pertemuan sebelumnya.
     2. Diskusikan dengan klien aktivitas  yang akan dilakukan.
     3. Beri kesempatan pada klien untuk melakukan kegiatan ke dua yang telah      direncanakan.
     4. Masukkan dalam kegiatan harian klien.

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan     
ORIENTASI :
Salam Terapeutik
“Selamat pagi, bagaimana perasaan   Bapak pagi ini ? Wah, tampak cerah ”

Evaluasi/validasi
 ”Bagaimana Bapak, sudah dicoba merapikan tempat tidur sore kemarin/ tadi pagi? Bagus (kalau sudah dilakukan, kalau belum bantu lagi,

Kontrak
* Topik
sekarang kita akan latihan kemampuan kedua. Masih ingat apa kegiatan itu t?”
”Ya benar, kita akan latihan mencuci piring di dapur”
* Waktu
”Waktunya sekitar 15 menit.
* Tempat
 Mari kita ke dapur!”
KERJA :
Bapak sebelum kita mencuci piring kita perlu siapkan dulu perlengkapannya, yaitu sabut/tapes untuk membersihkan piring, sabun khusus untuk mencuci piring, dan air untuk membilas.,  Bapak bisa menggunakan air yang mengalir dari kran ini. Oh ya jangan lupa sediakan tempat sampah untuk membuang sisa-makanan.
“Sekarang saya perlihatkan dulu ya caranya”
“Setelah semuanya perlengkapan tersedia, Bapak ambil satu piring kotor, lalu buang dulu sisa kotoran yang ada di piring tersebut ke tempat sampah. Kemudian Bapak bersihkan piring tersebut dengan menggunakan sabut/tapes yang sudah diberikan sabun pencuci piring.  Setelah selesai disabuni, bilas dengan air bersih sampai tidak ada busa sabun sedikitpun di piring tersebut. Setelah itu  Bapak bisa mengeringkan piring yang sudah bersih tadi di rak yang sudah tersedia di dapur. Nah selesai…
“Sekarang coba  Bapak yang melakukan…”
“Bagus sekali,  Bapak dapat mempraktekkan cuci pring dengan baik. Sekarang dilap tangannya
TERMINASI
1. Evaluasi Subyektif
”Bagaimana perasaan   Bapak setelah latihan cuci piring ?”
2. Evaluasi Obyektif
    ” masih ingat caranya tadi ya...coba sebutkan....
3. RTL
 “Bagaimana jika kegiatan cuci piring ini dimasukkan menjadi kegiatan sehari-hari
 Bapak Mau berapa kali  t mencuci piring? Bagus sekali  Bapak mencuci piring tiga kali setelah makan.”
4, Kontrak
   * Topik
”Besok kita akan latihan  untuk kemampuan ketiga, setelah merapihkan tempat tidur dan cuci piring. Masih ingat kegiatan apakah itu? Ya benar kita akan latihan mengepel”
  * Waktu
”Mau jam berapa ? Sama dengan sekarang ?
  * Tempat
     ” Mau dimana.....sampai jumpa....


STRATEGI PELAKSANAN
SP 1k

A.    PROSES KEPERAWATAN
1.      Kondisi Klien
Klien mampu menyususn rencana kegiatan sesuai kemampuan yang dapat dilakukan dirumah.
2.      Diagnosa Keperawatan : HDR
3.      Tujuan : Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
4.      Tindakan
a. diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam   merawat pasien di rumah,
b.jelaskan tentang pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah,
c. jelaskan cara merawat pasien dengan harga diri rendah, mendemonstrasikan cara merawat pasien dengan harga diri rendah
d.    beri kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekkan cara merawat 

B.     STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
ORIENTASI :
“Selamat pagi !”
 “Bagaimana keadaan  Bapak/Ibu pagi ini ?”
“Bagaimana kalau pagi ini kita bercakap-cakap tentang cara merawat Bapak? Berapa lama waktu Bapak/Ibu?30 menit? Baik, mari duduk di ruangan wawancara!”
KERJA :
“Apa yang bapak/Ibu ketahui tentang masalah Bapak”
“Ya memang benar sekali Pak/Bu, Bapak itu memang  terlihat tidak percaya diri dan sering menyalahkan dirinya sendiri. Misalnya pada Bapak, sering menyalahkan dirinya dan mengatakan dirinya adalah orang paling bodoh sedunia. Dengan kata lain, anak Bapak/Ibu memiliki masalah harga diri rendah yang ditandai dengan munculnya pikiran-pikiran yang selalu negatif terhadap diri sendiri. Bila keadaan Bapak ini terus menerus seperti itu, Bapak bisa mengalami masalah yang lebih berat lagi, misalnya t jadi malu bertemu dengan orang lain dan memilih mengurung diri”
“Sampai disini, bapak/Ibu mengerti apa yang dimaksud harga diri rendah?”
“Bagus sekali bapak/Ibu sudah mengerti”
“Setelah kita mengerti bahwa masalah t dapat menjadi masalah serius, maka kita perlu memberikan perawatan yang baik untuk Bapak”
”Bpk/Ibu, apa saja kemampuan yang dimiliki Bapak? Ya benar, dia juga mengatakan hal yang sama(kalau sama dengan kemampuan yang dikatakan Bapak)
” Bapak itu telah berlatih dua kegiatan yaitu merapihkan tempat tidur dan cuci piring. Serta telah dibuat jadual untuk melakukannya. Untuk itu, Bapak/Ibu dapat mengingatkan Bapak untuk melakukan kegiatan tersebut sesuai jadual. tolong bantu menyiapkan alat-alatnya, ya Pak/Bu. Dan jangan lupa memberikan pujian agar harga dirinya meningkat. Ajak pula memberi tanda cek list pada jadual yang kegiatannya”.
”Selain itu, bila Bapak sudah tidak lagi dirawat di Rumah sakit, bapak/Ibu tetap  perlu memantau perkembangan Bapak. Jika masalah harga dirinya kembali muncul dan tidak tertangani lagi, bapak/Ibu dapat membawa Bapak ke rumah sakit”
”Nah bagaimana kalau sekarang kita praktekkan cara memberikan pujian kepada Bapak”
”temui Bapak dan tanyakan kegiatan yang sudah dia lakukan lalu berikan pujian yang yang mengatakan: Bagus sekali Bapak, kamu sudah semakin terampil mencuci piring”
”Coba Bapak/Ibu praktekkan sekarang. Bagus”
TERMINASI :
”Bagaimana perasaan Bapak/bu setelah percakapan kita ini?”
“Dapatkah Bapak/Ibu jelaskan kembali maasalah yang dihadapi t dan bagaimana cara merawatnya?”
“Bagus sekali bapak/Ibu dapat menjelaskan dengan baik. Nah setiap kali Bapak/Ibu kemari lakukan seperti itu. Nanti di rumah juga demikian.”
“Bagaimana kalau kita bertemu lagi dua hari mendatang untuk latihan cara memberi pujian langsung kepada Bapak”
“Jam berapa Bp/Ibu dating? Baik saya tunggu. Sampai jumpa.”

SP 2 Keluarga : Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan  masalah harga diri rendah langsung kepada pasien


ORIENTASI:
“Selamat pagi Pak/Bu”
” Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini?”
”Bapak/IBu masih ingat latihan merawat keluarga BapakIbu  seperti yang kita pelajari  dua  hari yang lalu?”
“Baik, hari ini kita akan mampraktekkannya langsung kepada Bapak.”
”Waktunya 20 menit”. 
”Sekarang mari kita temui Bapak” 
KERJA:
”Selamat pagi Bapak. Bagaimana perasaan Bapak hari ini?”
”Hari ini saya datang bersama keluarga Bapak. Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, keluarga Bapak juga ingin merawat Bapak agar Bapak cepat pulih.”
(kemudian saudara berbicara kepada keluarga sebagai berikut)
”Nah Pak/Bu, sekarang Bapak/Ibu bisa mempraktekkan apa yang sudah kita latihkan beberapa hari lalu, yaitu memberikan pujian terhadap perkembangan keluarga Bapak/Ibu”
(Saudara mengobservasi keluarga mempraktekkan cara merawat pasien seperti yang telah dilatihkan pada pertemuan sebelumnya).
”Bagaimana  perasaan Bapak setelah berbincang-bincang dengan keluarga?”
”Baiklah,  sekarang saya dan orang tua Bapak ke ruang perawat dulu”
 (Saudara dan keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan keluarga)
TERMINASI:
“ Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita latihan tadi?”
« «Mulai sekarang Bapak/Ibu sudah bisa melakukan cara merawat tadi kepada Bapak»
« tiga hari lagi kita akan bertemu untuk mendiskusikan pengalaman Bapak/Ibu melakukan cara merawat yang sudah kita pelajari. Waktu dan tempatnya sama seperti sekarang  Pak/Bu »
« Sampai jumpa »

SP 3 Keluarga : Membuat perencanaan pulang bersama keluarga


ORIENTASI:
“Selamat pagi Pak/Bu”
”Karena hari ini bapak direncanakan pulang, maka  kita akan membicarakan jadwal Bapak selama di rumah”
”Berapa lama Bpk/Ibu ada waktu? Mari kita bicarakan di kantor
KERJA:
”Pak/Bu ini jadwal kegiatan Bapak selama di rumah sakit. Coba diperhatikan, apakah semua dapat dilaksanakan di rumah?”Pak/Bu, jadwal yang telah dibuat selama Bapak dirawat dirumah sakit tolong dilanjutkan dirumah, baik jadwal kegiatan  maupun jadwal minum obatnya”
”Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh Bapak selama di rumah. Misalnya kalau Bapak terus menerus menyalahkan diri sendiri dan berpikiran negatif terhadap diri sendiri, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi rumah sakit atau bawa bapak lansung kerumah sakit”
TERMINASI:
”Bagaimana Pak/Bu? Ada yang belum jelas? Ini jadwal kegiatan harian Bapak. Jangan lupa kontrol ke rumah sakit sebelum obat habis atau ada gejala yang tampak. Silakan selesaikan administrasinya!”



Setelah Baca Silahkan Comment Disini Jangan Lupa Mampir Lagi! SOPAN KAMI SEGAN

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar