Rabu, 27 Februari 2013

Laporan Pendahuluan PK



A.          Masalah Utama

Perilaku kekerasan.

B.           Proses Terjadinya Masalah

1.      Pengertian
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif. (Stuart dan Sundeen, 1995).
2.      Tanda dan gejala
Pada pengkajian awal dapat diketahui alasan utama klien dibawa ke rumah sakit adalah perilaku kekerasan di rumah. Klien dengan perilaku kekerasan sering menunjukkan adanya (Boyd & Nihart, 1998) antara lain :
a.       Data Obyektif :
1)   Muka merah,
2)   Pandangan tajam,
3)   Otot tegang,
4)   Nada suara tinggi,
5)   Berdebat,
6)   Sering pula tampak klien memaksakan kehendak
7)   Merampas makanan, memukul jika tidak senang
b.      Data Subyektif :
1)   Mengeluh perasaan terancam
2)   Mengungkapkan perasaan tidak berguna
3)   Mengungkapkan perasaan jengkel
4)   Mengungkapkan adanya keluhan fisik, berdebar-debar, merasa tercekik, dada sesak, bingung.




3.      Penyebab
a.       Faktor predisposisi
Berbagai pengalaman yang dialami tiap orang yang merupakan faktor predisposisi, artinya mungkin terjadi/ mungkin tidak terjadi perilaku kekerasan jika faktor berikut dialami oleh individu :
1)      Psikologis, kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi yang kemudian dapat timbul agresif atau amuk. Masa kanak-kanak yang tidak menyenangkan yaitu perasaan ditolak, dihina, dianiaya atau sanksi penganiayaan.
2)      Perilaku, reinforcement yang diterima pada saat melakukan kekerasan di rumah atau di luar rumah, semua aspek ini menstimulasi individu mengadopsi perilaku kekerasan.
3)      Sosial budaya, budaya tertutup dan membalas secara diam (pasif agresif) dan kontrol sosial yang tidak pasti terhadap perilaku kekerasan akan menciptakan seolah-olah perilaku kekerasan diterima (permisive).
4)      Bioneurologis, banyak pendapat bahwa kerusakan system limbic, lobus frontal, lobus temporal dan ketidakseimbangan neutrotransmiter turut berperan dalam terjadinya perilaku kekerasan.

b.      Faktor prespitasi
Faktor prespitasi dapat bersumber dari klien, lingkungan atau interaksi dengan orang lain. Kondisi klien seperti kelemahan fisik (penyakit fisik), keputusasaan, ketidakberdayaan, kepercayaan, percaya diri yang kurang dapat menjadi penyebab perilaku kekerasan. Demikian pula dengan situasi lingkungan yang ribut, padat, kritikan yang mengarah pada penghinaan, kehilangan orang yang dicintai/ pekerjaan dan kekerasan merupakan faktor penyebab yang lain. Interaksi sosial yang provokatif dan konflik dapat pula memicu perilaku kekerasan.



4.      Akibat
Menurut Townsend, M.C., (1998 : 156) perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan suatu tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik pada diri sendiri ataupun orang lain.
Seseorang yang dapat beresiko melakukan perilaku kekerasan pada diri sendiri dan orang lain dapat menunjukkan perilaku :
Data Subyektif :
a.       Mengungkapkan melihat atau mendengar sesuatu yang mengancam
b.      Mengungkapkan perasaan takut, cemas dan khawatir
c.       Wajah tegang, merah
d.      Mondar-mandir
e.       Mata melotot
f.       Rahang mengatup
g.      Tangan mengepal
h.      Keluar banyak keringat
i.        Tatapan mata tajam
j.        Muka merah

C.           Pohon Masalah


Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

 
Akibat
Perilaku Kekerasan/Amuk
 
 


Core problem
Gangguan Harga Diri : Harga Diri Rendah

 
 

                                                                                    Problem




D.           Masalah Keperawatan Dan Data Yang Perlu Dikaji

1.          Gangguan konsep diri : harga diri rendah
DO :
a.    Klien tampak lebih suka sendiri
b.    Binggung jika disuruh memilih alternatif tindakan
c.    Ingin menciderai diri / ingin mengakiri kehidupan
DS :
a.    Klien mengatakan : saya tidak bisa, tidak mampu, bodoh/ tidak tahu apa-apa
2.            Perilaku kekerasan
DO :
a.    mata merah, wajah agak memerah, nada suara tinggi dan keras, pandangan tajam.
DS :
a.    klien mengatakan benci dan kesal pada seseorang
b.    klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang kesal
3.            Resiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
DO :
a.    Klien memukul diri sendiri atau orang lain
b.    Klien merampas barang milik orang lain
c.    Klien membanting barang-barang
DS :
a.    Klien mengatakan benci dan ingin memukul sese-orang
b.    Klien membentak sese-orang dan mengatakan kata - kata kasar dan kacau

E.           Diagnosa Keperawatan

1.      Risiko mencederai orang lain berhubungan dengan perilaku kekerasan
2.      Perilaku kekerasan berhubungan dengan harga diri rendah







STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
SP 1 P

Masalah Utama        : Perilaku kekerasan
  
A. PROSES KEPERAWATAN
1)      Kondisi klien
Klien tampak tegang
Klien dibawa oleh keluarganya ke Rumah Sakit karena memukul ibunya.
Kadang klien tampak mondar - mandir
2)      Diagnosa keperawatan : Perilaku kekerasan
3)      Tujuan
1, Klien dapat membina hubungan salimh percaya
2. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
  3.Klien dapat mengidentifikasi tanda‑tanda perilaku kekerasan.
  4. Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
  5. Klien dapat mengidentifikasi akibat dari perilaku kekerasan
         6. Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam berespon terhadap 
      Kemarahan
          4) Tindakan
1.      Sapa klien sambil berjabat tangan tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang di sukai.
2.      Identifikasi penyebab perasaan marah.
3.      Diskusikan tanda dan gejala marah yang dirasakan.
4.      Diskusikan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan klien.
5.      Diskusikan akibat dari marah yang biasa dilakukan.
6.      Diskusikan cara marah yang sehat.
7.      latih klien cara marah dengan tarik napas dalam.
8.      Masukkan dalam jadwal harian

B. STRTEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
ORIENTASI:

1. Salam Terapeutik
 “Selamat pagi  pak, perkenalkan nama saya nurhakim yudhi wibowo, panggil saya   yudi, saya perawat yang dinas di ruangan 9 ini, Nama bapak siapa, senangnya dipanggil apa?”
2. Evaluasi/validasi
  “Bagaimana perasaan bapak saat  ini?, Masih ada perasaan kesal atau marah?”
3.Kontrak
  * Topik
“Baiklah kita akan berbincang-bincang sekarang  tentang perasaan marah bapak”
  * Waktu
“Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang?” Bagaimana kalau 10 menit?
  * Waktu
“Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang-bincang, pak? Bagaimana kalau di  ruang tamu?”

KERJA:
“Apa yang menyebabkan bapak marah?, Apakah sebelumnya bapak pernah marah? Terus, penyebabnya apa? Samakah dengan yang sekarang?. O..iya, apakah ada penyebab lain yang membuat bapak  marah”
“Pada saat penyebab marah itu ada, seperti bapak stress karena pekerjaan atau masalah uang(misalnya ini penyebab marah pasien), apa yang bapak rasakan?” (tunggu respons pasien)
Apakah bapak merasakan kesal kemudian dada bapak berdebar-debar, mata melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal?”
“Setelah itu apa yang bapak lakukan? O..iya, jadi bapak marah-marah, membanting pintu dan memecahkan barang-barang, apakah dengan cara ini stress bapak hilang? Iya, tentu tidak. Apa kerugian cara yang bapak lakukan? Betul, istri jadi takut barang-barang pecah. Menurut bapak adakah cara lain yang lebih baik? Maukah bapak belajar cara mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan kerugian?”

”Ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan, pak. Salah satunya adalahlah dengan cara fisik. Jadi melalui kegiatan fisik disalurkan rasa marah.”

Ada beberapa cara, bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu?”
”Begini pak, kalau tanda-tanda marah tadi sudah bapak rasakan maka bapak berdiri, lalu tarik napas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiupu perlahan –lahan melalui mulut seperti mengeluarkan kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari hidung, bagus.., tahan, dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali. Bagus sekali, bapak  sudah bisa melakukannya. Bagaimana perasaannya?”
“Nah, sebaiknya latihan ini bapak lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu rasa marah itu muncul bapak sudah terbiasa melakukannya”

TERMINASI

1. Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang tentang kemarahan bapak?”
”Iya jadi ada 2 penyebab bapak marah ........ (sebutkan) dan yang bapak rasakan ........ (sebutkan) dan yang bapak lakukan ....... (sebutkan) serta akibatnya ......... (sebutkan)
2.Evaluasi Obyektif
”Coba selama saya tidak ada, ingat-ingat  lagi penyebab marah bapak yang lalu, apa yang bapak lakukan kalau marah yang belum kita bahas dan jangan lupa latihan napas dalamnya ya pak.
3. RTL
‘Sekarang kita buat jadual latihannya ya pak, berapa kali sehari bapak mau latihan napas dalam?, jam berapa saja pak?”
4. Kontrak
  * Topik
Baik, bagaimana kalau 2 jam lagi saya datang dan kita latihan cara yang lain untuk mencegah/mengontrol marah.
* Tempat
 Tempatnya disini saja ya pak, Selamat pagi 
*Waktu
” waktunya 15 menit saja ya pak.....



STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
SP 2 P

Masalah Utama        : Perilaku kekerasan/Amuk/Marah
  
A. PROSES KEPERAWATAN
1)      Kondisi klien
Klien sudah dapat membina hubungan salng percaya dengan perawat.
Klien dapat mengenal penyebab marah
2)      Diagnosa keperawatan : Perilaku kekerasan/ngamuk
3)      Tujuan
1.  Klien mampu mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan.
2. Klien mampu mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
3. Klien mampu mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan klien.
          4) Tindakan
1.      Evaluasi latihan napas dalam
2.      Latih cara fisik ke dua dengan pukul-pukul bantal
3.      Susun jadwal harian cara ke 2


B. STRTEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

ORIENTASI

1. Salam Terapeutik
“Selamat pagi pak, sesuai dengan janji saya tiga jam yang lalu sekarang saya datang lagi”
2. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan bapak saat ini, adakah hal yang menyebabkan bapak marah?”
3. Kontrak
  * Topik
“Baik, sekarang kita akan belajar cara mengontrol perasaan marah dengan kegiatan fisik untuk cara yang kedua”
  * Waktu
“sesuai janji kita tadi kita akan berbincang-bincang sekitar 20 menit
  * Tempat
 tempatnya disini di ruang tamu,bagaimana bapak setuju?”

KERJA

“Kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul perasaan kesal, berdebar-debar, mata melotot, selain napas dalam bapak dapat melakukan pukul kasur dan bantal”.
 “Sekarang mari kita latihan memukul kasur dan bantal. Mana kamar bapak? Jadi kalau nanti bapak kesal dan ingin marah, langsung ke kamar dan lampiaskan kemarahan tersebut dengan memukul kasur dan bantal. Nah, coba bapak lakukan, pukul kasur dan bantal. Ya, bagus sekali bapak melakukannya”.
“Kekesalan lampiaskan ke kasur atau bantal.”
“Nah cara inipun dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan marah. Kemudian jangan lupa merapikan tempat tidurnya

TERMINASI

1. Evaluasi Subyektifif
“Bagaimana perasaan bapak setelah latihan cara menyalurkan marah tadi?”
2. Evaluasi Obyekt
“Ada berapa cara yang sudah kita latih, coba bapak sebutkan lagi?Bagus!”
3. RTL
 “Mari kita masukkan  kedalam jadual kegiatan sehari-hari bapak. Pukul kasur bantal mau jam berapa? Bagaimana kalau setiap bangun tidur?  Baik, jadi jam 05.00 pagi. dan jam jam 15.00 sore. Lalu kalau ada keinginan marah sewaktu-waktu gunakan kedua cara tadi ya pak. Sekarang kita buat jadwalnya ya pak, mau berapa kali sehari bapak latihan memukul kasur dan bantal serta tarik nafas dalam ini?”
4. Kontrak
 “Besok pagi kita ketemu lagi kita akan latihan cara mengontrol marah dengan belajar bicara yang baik. Mau jam berapa pak? Baik, jam 10 pagi ya. Sampai jumpa&istirahat y pak”

 
 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 




STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
SP 3 P

Masalah Utama        : Perilaku kekerasan/Amuk/Marah
  
A. PROSES KEPERAWATAN
1)      Kondisi klien
Klien sudah mengetahui perasaan saat marah dan akibat tindakan yang dilakukan saat marah.
Klien tenang dan kooperatif.
2)      Diagnosa keperawatan : Perilaku kekerasan/ngamuk
3)      Tujuan
1. Melatih satu cara marah yang konsruktif.
2. Mendemonstrasikan satu cara marah yang kontruktif.
4)      Tindakan
1.      Evaluasi latihan napas dalam dan pukul-pukul bantal
2.      Latih  mengontrol peralaku kekerasan secara social/verbal : menolak dengan baik, meminta dengan baik dan mengungkapkan perasaan dengan baik.
3.      Susun jadwal  latihan mengungkap marah secara verbal.


B. STRTEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

ORIENTASI

1. Salam Terapeutik
Selamat pagi pak, sesuai dengan janji saya kemarin sekarang kita ketemu lagi”
2. Evaluasi
Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan tarik napas dalam dan pukul kasur bantal?, apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?”
“Coba saya lihat jadwal kegiatan hariannya.”
“Bagus. Nah kalau tarik nafas dalamnya dilakukan sendiri tulis M, artinya mandiri; kalau diingatkan suster  baru dilakukan tulis B, artinya dibantu atau diingatkan. Nah kalau tidak dilakukan tulis T, artinya belum bisa melakukan
3. Kontrak
  * Topik
“Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara bicara untuk mencegah marah?”
  * Tempat
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang?Bagaimana kalau di tempat yang sama?”
  * Waktu
“Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?”

KERJA
“Sekarang kita latihan cara bicara yang baik untuk mencegah marah. Kalau marah sudah dusalurkan melalui tarik nafas dalam atau pukul kasur dan bantal, dan sudah lega, maka kita perlu bicara dengan orang yang membuat kita marah. Ada tiga caranya pak:
1.      Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak menggunakan kata-kata kasar. Kemarin Bapak bilang penyebab marahnya larena minta uang sama isteri tidak diberi. Coba Bapat minta uang dengan baik:”Bu, saya perlu uang untuk membeli rokok.” Nanti bisa dicoba di sini untuk meminta baju, minta obat dan lain-lain. Coba bapak praktekkan. Bagus pak.”
2.      Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak tidak ingin melakukannya, katakan: ‘Maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada kerjaan’. Coba bapak praktekkan. Bagus pak”
3.      Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat kesal bapak dapat mengatakan:’ Saya jadi ingin marah karena perkataanmu itu’. Coba praktekkan. Bagus”
TERMINASI
1. Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara mengontrol marah dengan bicara yang baik?”
2. Evaluasi Obyektif
“Coba bapak sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah kita pelajari”
“Bagus sekal,
3. RTL
 sekarang mari kita masukkan dalam jadual. Berapa kali sehari bapak mau latihan bicara yang baik?, bisa kita buat jadwalnya?”
Coba  masukkan dalam jadual latihan sehari-hari, misalnya meminta obat, uang, dll. Bagus nanti dicoba ya Pak!”
4. Kontrak
  * Topik
“Nanti kita akan membicarakan cara lain untuk mengatasi rasa marah bapak yaitu dengan cara ibadah, bapak setuju?
  * Tempat
Mau di mana Pak? Di sini lagi? Baik sampai nanti ya”
  * Waktu
     “ sekitar 3 jam lagi nanti saya kesini..




STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
SP 4 P

Masalah Utama        : Perilaku kekerasan/Amuk/Marah
  
A. PROSES KEPERAWATAN
1)      Kondisi klien
Klien dapat mengetahui cara mengungkapkan marah yang sehat.
Klien dapat mempraktikkan cara marah yang sehat
2)      Diagnosa keperawatan : Perilaku kekerasan/
3)      Tujuan
1, Klien mendapat dukungan keluarga dalam mengontrol perilaku kekerasan
          4) Tindakan

a.  Diskusikan hasil latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisik
      dan sosial/verbal
b.  Latih mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual : sholat/berdoa
c.  Buat jadual latihan sholat/berdoa
















B. STRTEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

ORIENTASI

1. Salam Terapeutik
“Selamat pagi pak,
2. Evaluasi/validasi
sesuai dengan janji saya dua jam  yang lalu sekarang saya datang lagi” Baik, yang mana yang mau dicoba?”
“Bagaimana pak, latihan apa yang sudah dilakukan?Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur? Bagus sekali, bagaimana rasa marahnya”
3.Kontrak
  * Topik
“Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk mencegah rasa marah yaitu dengan ibadah?”
  * Tempat
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang?Bagaimana kalau di tempat tadi?”
 * Waktu
“Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?

KERJA

“Coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa Bapak lakukan! Bagus. Baik, yang mana mau dicoba?

“Nah, kalau bapak sedang marah coba bapak langsung duduk dan tarik napas dalam. Jika tidak reda juga marahnya rebahkan badan agar rileks. Jika tidak reda juga, ambil air wudhu kemudian sholat”.
“Bapak bisa melakukan sholat secara teratur untuk meredakan kemarahan.”
“Coba Bpk sebutkan sholat 5 waktu? Bagus. Mau coba yang mana?Coba sebutkan caranya (untuk yang muslim).”

TERMINASI

1. Evaluasi Subyektif
Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara yang ketiga ini?”
2. Evaluasi Obyektif
“Jadi sudah berapa cara mengontrol marah yang kita pelajari? Bagus”.
3. RTL
“Mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadual kegiatan bapak. Mau berapa kali bapak sholat. Baik kita masukkan sholat ....... dan ........ (sesuai kesepakatan pasien)
“Coba bapak sebutkan lagi cara ibadah yang dapat bapak lakukan bila bapak merasa marah”
 “Setelah ini coba bapak lakukan jadual sholat  sesuai jadual yang telah kita buat tadi”
4. Kontrak
  * Topik
“Besok kita ketemu lagi ya pak, nanti kita bicarakan cara keempat mengontrol rasa marah, yaitu dengan patuh minum obat..
  * Waktu
 Mau jam berapa pak? Seperti sekarang saja, jam 10 ya?”
  * Tempat
 “ Dimana kita akan ngobrol-ngobrol....ya di teras....







STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
SP 5 P

Masalah Utama        : Perilaku kekerasan/Amuk/Marah
  
A. PROSES KEPERAWATAN
1)      Kondisi klien
Klien sudah dapat mengenal cara mengungkapkan marah yang sehat.
2)      Diagnosa keperawatan : Perilaku kekerasan/ngamuk
3)      Tujuan
1, Klien dapat menggunakan obat dengan benar (sesuai program pengobatan)
4)      Tindakan
a.         Evaluasi jadwal kegiatan harian klien untuk cara mencegah marah yang sudah dilatih
b.         Diskusikan dengan klien tentang obat-obat yang diminum
c.         Diskusikan Prinsip 5B minum obat
d.        Susun jadwal minum obat secara teratur  
                                                                                                       

B. STRTEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
“Selamat pagi pak, sesuai dengan janji saya kemarin hari ini kita ketemu lagi”
2. Evaluasi/validasi
 Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan tarik napas dalam, pukul kasur bantal,  bicara yang baik serta sholat?, apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?. Coba kita lihat cek kegiatannya”.
3. Kontrak
  * Topik
“Bagaimana kalau sekarang kita bicara dan latihan tentang cara minum obat yang benar untuk mengontrol rasa marah?”
  * Tempat
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di tempat kemarin?”
  * Waktu
“Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit”

FASEKERJA (perawat membawa obat pasien)
“Bapak sudah dapat obat dari dokter?”
Berapa macam obat yang Bapak minum? Warnanya apa saja? Bagus! Jam berapa Bapak minum? Bagus!
 “Obatnya ada tiga macam pak, yang warnanya oranye  namanya CPZ gunanya agar pikiran tenang,  yang putih ini namanya THP agar rileks, dan yang  merah jambu ini namanya HLP agar pikiran teratur dan rasa marah berkurang. Semuanya ini harus bapak   minum 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 sian g, dan jam 7  malam”.
“Bila nanti setelah minum obat mulut bapak terasa kering,  untuk membantu mengatasinya bapak bisa minum air putih yang tersedia di ruangan”.
“Bila terasa mata berkunang-kunang, bapak sebaiknya istirahat dan jangan beraktivitas dulu”
“Nanti di rumah sebelum minum obat ini bapak lihat dulu label di kotak obat  apakah benar nama bapak tertulis disitu, berapa dosis yang harus diminum, jam berapa saja harus diminum. Baca juga apakah nama obatnya sudah benar? Di sini minta obatnya pada suster kemudian cek lagi apakah benar obatnya!”
“Jangan pernah menghentikan minum obat sebelum berkonsultasi dengan dokter ya pak, karena dapat terjadi kekambuhan.”
“Sekarang kita masukkan waktu minum obatnya kedalam jadual ya pak.”
TERMINASI
1. Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara minum obat yang benar?
2.Evaluasi Obyektif
“Coba bapak sebutkan lagijenis obat yang Bapak minum! Bagaimana cara minum obat yang benar?”
“Nah, sudah berapa cara mengontrol perasaan marah yang kita pelajari?.
3. RTL
Sekarang kita tambahkan jadual kegiatannya dengan minum obat. Jangan lupa laksanakan semua dengan teratur ya”.
4. Kontrak
“Baik, Besok kita ketemu kembali untuk melihat sejauhma ana bapak melaksanakan kegiatan dan sejauhmana dapat mencegah rasa marah. Sampai jumpa”






STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
SP 1 K

Masalah Utama        : Perilaku kekerasan/Amuk/Marah
  
A. PROSES KEPERAWATAN
  1. Kondisi keluarga
Keluarga sudah mengetahui cara merawat pasien yang sedang marah – marah.
  1. Diagnosa keperawatan : Perilaku kekerasan/ngamuk
  2. Tujuan
1, Klien dan keluarga dapat menggunakan obat dengan benar (sesuai program pengobatan)
  1. Tindakan

1)      Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
2)      Diskusikan bersama keluarga tentang perilaku kekerasan (penyebab,
    tanda dan gejala, perilaku yang muncul dan akibat dari perilaku tersebut)
3) Diskusikan bersama keluarga kondisi-kondisi pasien yang perlu segera dilaporkan kepada perawat, seperti melempar atau memukul benda/orang lain
                          


















                                             
                    
B. STRTEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

ORIENTASI

1. Salam Terapeutik
“Selamat pagi bu, perkenalkan nama saya A K, saya perawat dari ruang Soka ini, saya yang akan merawat bapak (pasien). Nama ibu siapa, senangnya dipanggil apa?”
2. Evaluasi/validasi
“Bisa kita berbincang-bincang sekarang  tentang masalah yang Ibu hadapi?”
3. Kontrak
  * Topik
“Berapa lama ibu kita berbincang-bincang?
  * Waktu
 Bagaimana kalau 30 menit?”
  * Tempat
“Di mana enaknya kita berbincang-bincang, Bu? Bagaimana kalau di ruang tamu?”

KERJA
“Bu, apa masalah yang Ibu hadapi/ dalam merawat Bapak? Apa yang Ibu lakukan? Baik Bu, Saya akan coba jelaskantentang marah Bapak dan hal-hal yang perlu diperhatikan.”
“Bu, marah adalah suatu perasaan yang wajar tapi bisa tidak disalurkan dengan benar akan membahayakan dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan.
Yang menyebabkan suami ibu marah dan ngamuk adalah kalau dia merasa direndahkan, keinginan tidak terpenuhi. Kalau Bapak apa penyebabnya Bu?”
“Kalau nanti wajah suami ibu tampak tegang dan merah, lalu kelihatan gelisah, itu artinya suami ibu sedang marah, dan biasanya setelah itu ia akan melampiaskannya dengan membanting-banting perabot rumah tangga atau memukul atau bicara kasar? Kalau apa perubahan terjadi? Lalu apa yang biasa dia lakukan?””
“Nah bu, ibu sudah lihat khan apa yang saya ajarkan kepada bapak bila tanda-tanda kemarahan itu muncul. Ibu bisa bantu bapak dengan cara mengingatkan jadual latihan cara mengontrol marah yang sudah dibuat yaitu secara fisik, verbal, spiritual dan obat teratur”. Kalau bapak bisa melakukanya jangan lupa di puji ya bu”

TERMINASI
1. Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara merawat bapak?”
2. Evaluasi Obyektif
“Coba ibu sebutkan lagi cara merawat bapak”
3. RTL
“Setelah ini coba ibu ingatkan jadual yang telah dibuat untuk bapak ya bu”
4.  Kontrak
“Bagaimana kalau kita ketemu 2 hari lagi untuk latihan cara-cara yang telah kita bicarakan tadi langsung kepada bapak?”
“Tempatnya disini saja lagi ya bu?”





SP 2 Keluarga: Melatih keluarga melakukan cara-cara mengontrol   
                           Kemarahan
a)                                    Evaluasi pengetahuan keluarga tentang marah
b)            Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien melakukan tindakan yang telah diajarkan oleh perawat
c)            Ajarkan keluarga untuk memberikan pujian kepada pasien bila pasien dapat melakukan kegiatan tersebut secara tepat
d)           Diskusikan bersama keluarga tindakan yang harus dilakukan bila pasien menunjukkan gejala-gejala perilaku kekerasan

ORIENTASI

“Selamat pagi bu, sesuai dengan janji kita 2 hari yang lalu sekarang kita ketemu lagi untuk latihan cara-cara mengontrol rasa marah bapak.”

“Bagaimana Bu? Masih ingat diskusi kita yang lalu? Ada yang mau Ibu tanyakan?” “Berapa lama ibu mau kita latihan?“Bagaimana kalau kita latihan disini saja?, sebentar saya panggilkan bapak supaya bisa berlatih bersama”

KERJA

”Nah pak, coba ceritakan kepada Ibu, latihan yang sudah Bapak lakukan. Bagus sekali. Coba perlihatkan kepada Ibu jadwal harian Bapak! Bagus!”

”Nanti di rumah ibu bisa membantu bapak latihan mengontrol kemarahan Bapak.”

”Sekarang kita akan coba latihan bersama-sama ya pak?”

”Masih ingat pak, bu  kalau tanda-tanda marah sudah bapak rasakan maka yang harus dilakukan bapak adalah.......?”

”Ya.. betul, bapak berdiri, lalu tarik napas dari hidung, tahan sebentar

lalu keluarkan/tiup perlahan –lahan melalui mulut seperti mengeluarkan kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari hidung, bagus.., tahan, dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali, coba ibu temani dan bantu bapak menghitung latihan ini sampai 5 kali”.

“Bagus sekali, bapak  dan ibu sudah bisa melakukannya dengan baik”.

“Cara yang kedua masih ingat pak, bu?”

“ Ya..benar, kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul perasaan kesal, berdebar-debar, mata melotot, selain napas dalam bapak dapat melakukan pukul kasur dan bantal”.

 “Sekarang coba kita latihan memukul kasur dan bantal. Mana kamar bapak? Jadi kalau nanti bapak kesal dan ingin marah, langsung ke kamar dan lampiaskan kemarahan tersebut dengan memukul kasur dan bantal. Nah, coba bapak lakukan sambil didampingi ibu, berikan bapak semangat ya bu. Ya, bagus sekali bapak melakukannya”. “Cara yang ketiga adalah bicara yang baik bila sedang marah. Ada tiga caranya pak, coba praktekkan langsung kepada ibu cara bicara ini:


1.      Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak menggunakan kata-kata kasar, misalnya: ‘Bu, Saya perlu uang untuk beli rokok! Coba bapak praktekkan. Bagus pak”.

2.      Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak tidak ingin melakukannya, katakan: ‘Maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada kerjaan’. Coba bapak praktekkan. Bagus pak”

3.      Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat kesal bapak dapat mengatakan:’ Saya jadi ingin marah karena perkataanmu itu’. Coba praktekkan. Bagus”

“Cara berikutnya adalah kalau bapak sedang marah apa yang harus dilakukan?”

“Baik sekali, bapak coba langsung duduk dan tarik napas dalam. Jika tidak reda juga marahnya rebahkan badan agar rileks. Jika tidak reda juga, ambil air wudhu kemudian sholat”.

“Bapak bisa melakukan sholat secara teratur dengan didampingi ibu untuk meredakan kemarahan”.

“Cara terakhir adalah minum obat teratur ya pak, bu agar pikiran bapak jadi tenang,  tidurnya juga tenang, tidak ada rasa marah”

“Bapak coba jelaskan berapa macam obatnya! Bagus. Jam berapa minum obat? Bagus. Apa guna obat? Bagus. Apakah boleh mengurangi atau menghentikan obat? Wah bagus sekali!”

“Dua hari yang lalu sudah saya jelaskan terapi pengobatan yang bapak dapatkan, ibu tolong selama di rumah ingatkan bapak untuk meminumnya secara teratur dan jangan dihentikan tanpa sepengetahuan dokter”

TERMINASI

“Baiklah bu, latihan kita sudah selesai. Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan cara-cara mengontrol marah langsung kepada bapak?”

“Bisa ibu sebutkan lagi ada berapa cara mengontrol marah?”

“Selanjutnya tolong pantau dan motivasi Bapak melaksanakan jadwal latihan yang telah dibuat selama di rumah nanti. Jangan lupa berikan pujian untuk Bapak bila dapat melakukan dengan benar ya Bu!”

“ Karena Bapak sebentar lagi sudah mau pulang bagaimana kalau 2 hari lagi Ibu bertemu saya untuk membicarakan jadwal aktivitas Bapak selama di rumah nanti.”

“Jam 10 seperti hari ini ya Bu. Di ruang ini juga.”








 SP 3 Keluarga: Menjelaskan perawatan lanjutan bersama keluarga
                            Buat perencanaan pulang bersama keluarga

ORIENTASI

“Selamat pagi pak, bu, karena ibu dan keluarga sudah menetahui cara-cara yang sebelumnya telah kita bicarakanya. Sekarang Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang perawatan lanjutan untuk keluarga Bapak/Ibu. Apakah sudah dipuji keberhasilannya?”
“Nah sekarang bagaimana kalau bicarakan jadual kegiatan dan perawatan lanjutan di rumah, disini saja?”
“Berapa lama bapak dan ibu mau kita berbicara? Bagaimana kalau 30 menit?”
KERJA
“Pak, bu, jadual yang telah dibuat  tolong dilanjutkan, baik jadual aktivitas maupun jadual minum obatnya. Mari kita lihat jadwal Bapak!”
“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh bapak selama di rumah. Kalau misalnya Bapak   menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain, maka bapak konsul kan ke dokter atau di bawa kerumah sakit ini untuk dilakukan pemeriksaan ulang pada bapak.”

TERMINASI

“ Bagaimana Bu? Ada yang ingin ditanyakan? Coba Ibu sebutkan apa saja yang perlu diperhatikan (jadwal kegiatan, tanda atau gejala, kontrol; ke rumah sakit). Saya rasa mungkin cukup sampai disini dan untuk persiapan pulang pasien lainya akan segera saya siapkan”



Setelah Baca Silahkan Comment Disini Jangan Lupa Mampir Lagi! SOPAN KAMI SEGAN

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar