Rabu, 27 Februari 2013

Laporan Pendahuluan MD


LAPORAN PENDAHULUAN


A.      Masalah Utama
Isolasi sosial : Menarik diri.

B.       Proses Terjadinya Masalah
1.    Pengertian.
Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain.  Menurut Townsend, M.C (1998) Menarik diri merupakan suatu keadaan dimana seseorang menemukan kesulitan dalam membina hubungan secara terbuka dengan orang lain.
Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlin, 1996).

2.    Etiologi
Penyebab dari menarik diri adalah harga diri rendah yaitu perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan, yang ditandai dengan adanya perasaan malu terhadap diri sendiri, rasa bersalah terhadap diri sendiri, gangguan hubungan sosial, merendahkan martabat, percaya diri kurang, dan juga dapat mencederai diri (Carpenito,L.J,2002:352)
a.    Faktor predisposisi
1)   Faktor perkembangan
Kemampuan membina hubungan yang sehat tergantung dari pengalaman selama proses tumbuh kembang. Setiap tahap tumbuh kembang memiliki tugas yang harus dilalui individu dengan sukses, karena apabila tugas perkembangan ini tidak dapat dipenuhi akan menghambat masa perkembangan selanjutnya. Kurangnya stimulasi, kasih sayang, perhatian, dan kehangatan dari orang tua/pengasuh akan memberikan rasa tidak aman yang dapat menghambat terbentuknya rasa tidak percaya.

2)   Faktor biologis
Genetik merupakan salah satu faktor pendukung gangguan jiwa. Kelainan struktur otak, seperti atropi, pembesaran ventrikel, penurunan berat dan volume otak serta perubahan limbik diduga dapat menyebabkan skizofrenia.
3)   Faktor sosial budaya
Faktor sosial budaya dapat menjadi faktor pendukung terjadinya gangguan dalam membina hubungan dengan orang lain, misalnya anggota keluarga yang tidak produktif diasingkan dari orang lain (lingkungan sosialnya).
b.    Stressor Presipitasi
1)   Stressor sosial budaya
Stressor sosial budaya dapat menyebabkan terjadinya gangguan dalam membina hubungan dengan orang lain, misalnya anggota keluarga yang labil, yang dirawat di rumah sakit.
2)   Stressor psikologis
Tingkat kecemasan yang berat akan menyebabkan menurunnya kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang lain. Intensitas kecemasan yang ekstrim dan memanjang disertai terbatasnya kemampuan individu untuk mengatasi masalah diyakini akan menimbulkan berbagai masalah gangguan berhubungan (menarik diri).

3.    Tanda dan Gejala
a.    Apatis
b.    Ekspresi wajah sedih
c.    Afek tumpul
d.   Menghindar dari orang lain
e.    Klien tampak memisahkan diri dengan orang lain
f.     Komunikasi kurang
g.    Kontak mata kurang
h.    Berdiam diri
i.      Kurang mobilitas
j.      Gangguan pola tidur (Tidur berlebihan/ kurang tidur)
k.    Mengambil posisi tidur seperti janin
l.      Kemunduran kesehatan fisik
m.  Kurang memperhatikan keperawatan diri

4.    Mekanisme Sebab Akibat
a.         Harga diri rendah yang kronis
Pengertian :
Harga diri rendah adalah perilaku negatif terhadap diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif, yang dapat diekspresikan secara langsung maupun tak langsung. (Towsend, M.C. 1998).
Harga diri klien yang rendah menyebabkan klien merasa malu sehingga klien lebih suka sendiri dan selalu menghidari orang lain. Pasien mengurung diri sehingga hal ini dapat menyebabkan klien berfikir yang tidak realistic.
Tanda dan Gejala
1.    Mengejek dan mengkritik diri sendiri
2.    Merendahkan atau mengurangi martabat diri sendiri
3.    Rasa bersalah atau khawatir
4.    Manifestasi fisik : tekanan darah tinggi, psikosomatik, dan penyalahgunaan zat.
5.    Menunda dan ragu dalam mengambil keputusan
6.    Gangguan berhubungan, menarik diri dari kehidupan sosial
7.    Menarik diri dari realitas
8.    Merusak diri
9.    Merusak atau melukai orang lain
10.Kebencian dan penolakan terhadap diri sendiri.

b.         Menarik diri pada individu dapat mengakibatkan perubahan persepsi sensori : halusinasi. Hal ini dusebabkan karena dengan menarik diri, klien hanya menerima rangsangan internal dengan imajinasi yang berlebihan.
Tanda dan Gejala
1.    Melirikkan mata ke kiri dan ke kanan seperti mencari siapa atau apa yang sedang berbicara
2.    Mendengarkan dengan penuh perhatian pada orang lain yang tidak sedang berbicara atau kepada benda mati seperti mebel, tembok dll
3.    Menggerak-gerakkan mulut seperti sedang berbicara atau sedang menjawab suara
4.    Duduk menyendiri

c.         Akibat
Perubahan persepsi sensori : Halusinasi
Pengertian
Halusinasi adalah persepsi panca indra tanpa ada rangsangan dari luar yang dapat mempengaruhi semua sistem penginderaan dimana terjadi pada saat kesadaran individu itu baik (Carpenito, 2006).

C.       Pohon Masalah
Perubahan Persepsi sensori : halusinasi       
 
 


                                                                                          Akibat
 

Isolasi sosial : menarik diri
 
                                                                              Care problem
 

Gangguan konsep diri Harga diri rendah situasional
 
                                                                                           Penyebab


D.      Masalah Keperawatan Dan Data Yang Perlu Dikaji
1.    Perubahan persepsi sensori: Halusinasi
Data Obyektif :
a.       Berbicara dan tertawa sendiri
b.      Bersikap seperti mendengar atau melihat sesuatu.
c.       Berhenti berbicara di tengah kalimat seperti mendengar sesuatu.
d.      Duduk menyendiri dan Disorientasi.
Data Subyektif
Pasien mengatakan : Mendengar suara – suara, melihat gambaran tanpa adanya stimulasi yang nyata, mencium bau tanpa stimulasi.
2.    Isolasi sosial : menarik diri
Data Obyektif :
a.         Tidak memeprdulikan lingkungan.
b.         Kegiatan menurun, mobilitas kurang.
c.         Klien tampak diam, melamun dan menyendiri.
d.        Menghindar dari orang lain
e.         Komunikasi kurang
f.          Kontak mata kurang
Data Subyektif
Klien mengatakan lebih suka sendiri daripada berhubungan dengan orang lain.
3.    Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
Data Obyektif :
a.         Perasaan malu terhadap diri sendiri.
b.         Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik diri).
c.         Merendahkan martabat.
d.        Gangguan hubungan social, menarik diri, lebih suka sendiri.
e.         Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)
f.          Menciderai diri akibat harga diri rendah serta tatapan yang suram.
g.         Klien tampak lebih suka menyendiri, bingung bila disuruh memilih alternative tindakan, menciderai diri/mengakhiri kehidupan.
Data Subyektif
Klien mengatakan saya tidak bisa, saya tidak mampu, bodoh tidak tau apa – apa,, klien  mengungkapkan rasa malu terhadap diri sendiri.

E.       Diagnosa Keperawatan
1.                            Perubahan persepsi sensori : halusinasi b/d menarik diri.
2.                            Isolasi sosial  : menarik diri b/d harga diri rendah.

STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
SP 1 P

Masalah Utama           : Isolasi Sosial
A.    PROSES KEPERAWATAN
1.      Kondisi Klien
Klien tamppak menyendiri
Klien menghindar dari kontak mata
Klien tidak dapat mempertahankan komunikasi yang lama.
Klien tampak merenung di pojok ruangan.
2.      Diagnosa Keperawatan :Isolasi sosial : menarik diri 
3. Tujuan khusus :
      a.Klien dapat membina hubungan saling percaya
    b.Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri.
      c.Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan  kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
      d.Klien dapat melaksanakan hubungan sosial.
      4. Tindakan keperawatan.
1.       Sapa klien  dengan ramah,sambil berjabat  tangan,tanyakan nama lengkap dan
Nama lengkap dan nama  panggilan yang disukai.
2.       Mendiskusikan faktor – faktor yang melatarbelakangi terjadinya isolasi sosial
3.       Mendiskusikan keuntungan berinteraksi
4.       Mendiskusikan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
5.       Mendiskusikan cara berkenalan dengan satu orang secara bertahap K-P
6.       Masukkan dalam jadwal harian.

B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

ORIENTASI (PERKENALAN):
1. Salam Terapeutik
“Selamat pagi ”
“Saya rista islamarida, Saya senang dipanggil rista, Saya mahasiswa UNDIP yang akan merawat Ibu.”
“Siapa nama Ibu? Senang dipanggil siapa?”
2. Evaluasi/validasi
    Bagaimana perasaan ibu hari ini“Apa keluhan ibu hari ini?”

 Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang keluarga dan teman-teman ibu ? Mau dimana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau di ruang tamu? Mau berapa lama, bu? Bagaimana kalau 15 menit”
KERJA:
(Jika pasien baru)
”Siapa saja yang tinggal serumah? Siapa yang paling dekat dengan ibu? Siapa yang jarang bercakap-cakap dengan ibu? Apa yang membuat ibu jarang bercakap-cakap dengannya?”
(Jika pasien sudah lama dirawat)
”Apa yang ibu rasakan selama ibu dirawat disini? O.. ibu merasa sendirian? Siapa saja yang ibu kenal di ruangan ini”
 “Apa saja kegiatan yang biasa ibu lakukan dengan teman yang ibu kenal?”
 “Apa yang menghambat ibu dalam berteman atau bercakap-cakap dengan pasien yang  lain?”
 ”Menurut ibu apa saja keuntungannya kalau kita mempunyai teman ? Wah benar, ada teman bercakap-cakap. Apa lagi ? (sampai pasien dapat menyebutkan beberapa) Nah kalau kerugiannya tidak mampunyai teman apa ya ibu ? Ya, apa lagi ? (sampai pasien
dapat menyebutkan beberapa) Jadi banyak juga ruginya tidak punya teman ya. Kalau begitu inginkah ya ibu ? belajar bergaul dengan orang lain ?
«  Bagus. Bagaimana kalau sekarang  kita belajar berkenalan dengan orang lain”
 “Begini lho ibu ?, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu nama kita dan nama panggilan yang kita suka asal kita dan hobi. Contoh: Nama Saya T, senang dipanggil T. Asal saya dari Flores, hobi memancing”
“Selanjutnya ibu menanyakan nama orang yang diajak berkenalan. Contohnya begini: Nama Bapak siapa? Senang dipanggil apa? Asalnya dari mana/ Hobinya apa?”
“Ayo ibu dicoba! Misalnya saya belum kenal dengan ibu. Coba berkenalan dengan saya!”
“Ya bagus sekali! Coba sekali lagi. Bagus sekali”
“Setelah ibu berkenalan dengan orang tersebut ibu bisa melanjutkan percakapan tentang hal-hal yang menyenangkan ibu bicarakan. Misalnya tentang cuaca, tentang hobi, tentang keluarga, pekerjaan dan sebagainya.”
TERMINASI:
1. Evaluasi Subyektif
”Bagaimana perasaan ibu setelah kita  latihan berkenalan?”
2. Evaluasi Obyektif
” ibu tadi sudah mempraktekkan cara berkenalan dengan baik sekali”
”Selanjutnya ibu dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi selama saya tidak ada. Sehingga ibu lebih siap untuk berkenalan dengan orang lain.
3. RTL
 S mau praktekkan lagi.... Mau jam berapa mencobanya. Mari kita masukkan pada jadwal kegiatan hariannya.”
4. Kontrak
  * Topik
    Ibu besuk kita bertemu lagi ya..untuk mengajak ibu berkenalan dengan teman saya perawat N
  * Waktu
”Besok pagi jam 10 saya akan datang kesini. Bagaimana, ibu mau kan?”
  * Tempat
     ” Disini saja ya bu....
”Baiklah, sampai jumpa.”

STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
SP 2 P

Masalah Utama           : Isolasi Sosial

B.    PROSES KEPERAWATAN
1.       Kondisi Klien
Klien sudah dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
Klien dapat mengenal penyebab menarik diri.
2.       Diagnosa Keperawatan :Isolasi sosial : menarik diri 

3.  Tujuan khusus :
1)      Klien dapat melaksanakan hubungan sosial.
      4.  Tindakan keperawatan.
1)      Evaluasi/validasi pertemuan sebelumnya
2)      Mendiskusikan cara berkenalan dengan satu orang secara bertahap K-P-Plain
3)      Masukkan dalam jadwal harian.

B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


ORIENTASI :
1. Evaluasi Subyektif
“Selamat pagi bu! ”
2 . Evaluasi Obyektif
« Sudah dingat-ingat lagi pelajaran kita tetang berkenalan »Coba sebutkan lagi sambil bersalaman dengan perawat ! »
« Bagus sekali. ibu masih ingat.
3. Kontrak
   * Topik
Nah  seperti janji saya, saya akan mengajak ibu mencoba berkenalan  dengan teman saya perawat T.
  * Waktu
 Tidak lama kok, sekitar 10 menit »
  * Tempat
« Ayo kita temui perawat T disana »

KERJA :
( Bersama-sama klien saudara mendekati perawat N)
« Selamat pagi perawat N, ini  ingin berkenalan dengan N »
« Baiklah bu, ibu bisa berkenalan dengan perawat T seperti yang kita praktekkan kemarin « 
(pasien mendemontrasikan cara berkenalan dengan perawat T : memberi salam, menyebutkan nama, menanyakan nama perawat, dan seterusnya)
« Ada lagi yang ibu ingin tanyakan kepada perawat T . coba tanyakan tentang keluarga perawat T »
« Kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, ibu bisa sudahi perkenalan ini. Lalu ibu bisa buat janji bertemu lagi dengan perawat T, misalnya  jam 1 siang nanti »
« Baiklah perawat T, karena ibu sudah selesai berkenalan, saya  dan ibu akan kembali ke ruangan ibu. Selamat pagi »
(Bersama-sama pasien saudara meninggalkan perawat T untuk melakukan terminasi dengan klien di tempat lain)
TERMINASI:
1. Evaluasi subyektif
 “Bagaimana perasaan ibu setelah berkenalan dengan perawat T”
ibu tampak bagus  sekali saat berkenalan tadi” 
”Pertahankan terus  apa yang sudah ibu lakukan tadi. Jangan lupa untuk menanyakan topik lain supaya perkenalan berjalan lancar. Misalnya menanyakan keluarga, hobi, dan sebagainya.
2.Evaluasi Obyektif
 Bagaimana, mau coba dengan perawat lain.
3. RTL
Mari kita masukkan pada jadwalnya. Mau berapa kali sehari? Bagaimana kalau 2 kali. Baik nanti ibu coba sendiri.
4. Kontrak
  * Topik
Besok kita latihan lagi ya, mau jam berapa?
  * Waktu
 Jam 10? Sampai besok.”
  * Tempat
    ” mau dimana.... diteras...baiklah...sampai jumpa...


STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
SP 3 P

Masalah Utama           : Isolasi Sosial

C.    PROSES KEPERAWATAN
1.       Kondisi Klien
Klien sudah mengetahui keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian jika tidak berhubungan dengan orang lain.
2.       Diagnosa Keperawatan :Isolasi sosial : menarik diri 

3.  Tujuan khusus :
                               Klien dapat melaksanakan hubungan sosial.
      4.  Tindakan keperawatan.
1)      Evaluasi/validasi pertemuan sebelumnya
2)      Mendiskusikan cara berkenalan dengan satu orang secara bertahap K-P-K lain
3)      Masukkan dalam jadwal harian.

B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

 


ORIENTASI:
1. Salam Terapeutik
   “Selamat pagi bu!
2. Evaluasi/validasi
    Bagaimana perasaan hari ini?
   ”Apakah ibu bercakap-cakap dengan perawat Tkemarin siang”
   (jika jawaban pasien: ya, saudara bisa lanjutkan komunikasi berikutnya orang lain
  ”Bagaimana perasaan ibu setelah bercakap-cakap dengan perawat T kemarin siang”
  ”Bagus sekali ibu menjadi senang karena punya teman lagi”
  ”Kalau begitu ibu ingin punya banyak teman lagi?”
3. Kontrak
   * Topik
  ”Bagaimana kalau sekarang kita berkenalan lagi dengan orang lain, yaitu pasien   O”
  * Waktu
   ”seperti biasa kira-kira 10 menit”
  * Tempat
   ”Mari kita temui dia di ruang makan”

KERJA:
( Bersama-sama S saudara mendekati pasien )
« Selamat pagi , ini ada pasien saya yang ingin berkenalan. »
« Baiklah bu, ibu sekarang bisa berkenalan dengannya seperti yang telah ibu lakukan sebelumnya. » 
(pasien mendemontrasikan cara berkenalan: memberi salam, menyebutkan nama, nama panggilan, asal dan hobi dan menanyakan hal yang sama). »
« Ada lagi yang ibu ingin tanyakan kepada O»
« Kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, ibu bisa sudahi perkenalan ini. Lalu ibu bisa buat janji bertemu lagi, misalnya bertemu lagi jam 4 sore nanti »
(ibu membuat janji untuk bertemu kembali dengan O)
« Baiklah O, karena ibu sudah selesai berkenalan, saya  dan klien akan kembali ke ruangan ibu. Selamat pagi »
(Bersama-sama pasien saudara meninggalkan perawat O untuk melakukan terminasi dengan S di tempat lain)
TERMINASI:
1. Evaluasi Subyektif
 “Bagaimana perasaan ibu setelah berkenalan dengan O”
2. Evaluasi Obyektif
”Dibandingkan kemarin pagi, T tampak lebih baik saat berkenalan dengan O”  ”pertahankan apa yang sudah ibu lakukan tadi. Jangan lupa untuk bertemu kembali dengan O  jam 4 sore nanti”
3. RTL
”Selanjutnya, bagaimana jika kegiatan  berkenalan dan bercakap-cakap dengan orang lain kita tambahkan lagi di jadwal harian. Jadi satu hari ibu dapat berbincang-bincang dengan orang lain sebanyak tiga kali, jam 10 pagi, jam 1 siang dan jam 8 malam, ibu bisa bertemu dengan T, dan tambah dengan pasien yang baru dikenal. Selanjutnya ibu bisa berkenalan dengan orang lain lagi secara bertahap.    Bagaimana ibu, setuju kan?”
4. Kontrak
  * Topik
”Baiklah, besok kita ketemu lagi untuk membicarakan pengalaman ibu.
  * Waktu
Pada jam yang sama dan
  * Tempat
tempat yang sama ya. Sampai besok.”

STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
SP 1 K

Masalah Utama           : Isolasi Sosial

1)        PROSES KEPERAWATAN
1.    Kondisi Klien
2.    Diagnosa Keperawatan : Isolasi sosial : menarik diri 
3.    Tujuan khusus :
              Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga
4.    Tindakan keperawatan.
1.)     diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien.
2.)    Menjelaskan tentang:
·         Masalah isolasi sosial dan dampaknya pada pasien.
·         Penyebab isolasi sosial.
·         Cara-cara merawat pasien dengan isolasi sosial
       3)Masukkan dalam jadwal harian.

B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

ORIENTASI:
1. Salam Terapeutik
“Selamat pagi  Pak”
”Perkenalkan saya perawat Y....., saya yang merawat, anak bapak”
”Nama Bapak siapa? Senang dipanggil apa?”
2. Evaluasi/validasi
” Bagaimana perasaan Bapak hari ini? Bagaimana keadaan anak sekarang?”
3. Kontrak
  * Topik
“Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang masalah anak Bapak dan cara perawatannya”
  * Tempat
 ”Kita diskusi di sini saja ya?
  * Waktu
 Berapa lama Bapak punya waktu? Bagaimana kalau setengah  jam?”
  
KERJA:
”kira-kira bapak tahu apa yang terjadi dengan anak bapak? Apa yang sudah dilakukan?”
“Masalah yang dialami oleh anak disebut isolasi sosial. Ini adalah salah satu gejala penyakit yang juga dialami oleh pasien-pasien gangguan jiwa yang lain”.
” Tanda-tandanya antara lain tidak mau bergaul dengan orang lain, mengurung diri, kalaupun berbicara hanya sebentar dengan wajah menunduk”
”Biasanya masalah ini muncul karena memiliki pengalaman yang mengecewakan   saat berhubungan dengan orang lain, seperti sering ditolak, tidak dihargai atau berpisah dengan orang–orang terdekat”
“Apabila masalah isolasi sosial ini tidak diatasi maka seseorang  bisa mengalami halusinasi, yaitu mendengar suara atau melihat bayangan yang sebetulnya tidak ada.”
“Untuk menghadapi keadaan yang demikian Bapak dan anggota keluarga lainnya harus sabar menghadapi anak bapak. Dan untuk merawat anak bapak, keluarga perlu melakukan beberapa hal. Pertama keluarga harus membina hubungan saling percaya dengan anak bapak  yang caranya adalah bersikap peduli dengan anak bapak  dan jangan ingkar janji. Kedua, keluarga perlu memberikan semangat dan dorongan kepada anak bapak untuk bisa melakukan kegiatan bersama-sama dengan orang lain. Berilah pujian yang wajar dan jangan mencela kondisi pasien.”
« Selanjutnya jangan biarkan S sendiri. Buat rencana atau jadwal bercakap-cakap dengan anak bapak. Misalnya sholat bersama, makan bersama, rekreasi bersama, melakukan kegiatan rumah tangga bersama. 
”Nah bagaimana kalau sekarang kita latihan untuk melakukan semua cara itu”
” Begini contoh komunikasinya, Pak:  anak bapak, bapak lihat sekarang kamu sudah bisa  bercakap-cakap dengan orang lain.Perbincangannya juga lumayan lama. Bapak senang sekali melihat perkembangan kamu, Nak. Coba kamu bincang-bincang dengan saudara yang lain. Lalu bagaimana kalau mulai sekarang kamu sholat berjamaah. Kalau di rumah sakit ini, kamu sholat di mana? Kalau nanti di rumah, kamu sholat bersana-sama keluarga atau di mushola kampung. Bagiamana anak bapak, kamu mau coba kan, nak ?”
”Nah coba sekarang Bapak peragakan cara komunikasi seperti yang saya contohkan”
”Bagus, Pak. Bapak telah memperagakan dengan baik sekali”
”Sampai sini ada yang ditanyakan Pak”

TERMINASI:
1. Evaluasi Subyektif
“Baiklah waktunya  sudah habis. Bagaimana perasaan Bapak setelah kita latihan tadi?”
“Coba Bapak  ulangi lagi apa yang dimaksud dengan isolasi sosial dan tanda-tanda orang yang mengalami isolasi sosial »
2. Evaluasi Obyektif
« Selanjutnya bisa Bapak sebutkan kembali cara-cara merawat anak bapak yang mengalami masalah isolasi sosial »  
3. RTL
« Bagus sekali Pak, Bapak bisa menyebutkan kembali cara-cara perawatan tersebut »
«Nanti kalau ketemu S coba Bp/Ibu lakukan. Dan tolong ceritakan kepada semua keluarga agar mereka juga melakukan hal yang sama. »
4.. Kontrak
  * Topik
«  Bagaimana kalau kita betemu tiga hari lagi untuk latihan langsung kepada S ? »
  * Tempat
« Kita ketemu disini saja ya Pak,
  * Tempat
 pada jam yang sama »

SP 2 Keluarga : Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan  masalah isolasi sosial langsung dihadapan pasien

Orientasi:
“Selamat pagi Pak/Bu”
” Bagaimana perasaan Bpk/Ibu hari ini?”
”Bapak masih ingat latihan merawat anak Bapak seperti yang kita pelajari  berberapa hari yang lalu?”
“Mari praktekkan langsung ke klien! Berapa lama waktu Bapak/Ibu Baik kita akan coba 30 menit.” 
”Sekarang mari kita temui anak bapak” 

Kerja:
”Selamat pagi mba. Bagaimana perasaan mba hari ini?”
”Bpk/Ibu mba datang besuk. Beri salam! Bagus. Tolong mba tunjukkan jadwal kegiatannya!”
 (kemudian saudara berbicara kepada keluarga sebagai berikut)
”Nah Pak, sekarang Bapak bisa mempraktekkan apa yang sudah kita latihkan beberapa hari lalu”
(Saudara mengobservasi keluarga mempraktekkan cara merawat pasien seperti yang telah dilatihkan pada pertemuan sebelumnya).
”Bagaimana  perasaan mba setelah berbincang-bincang dengan Orang tua mba?”
”Baiklah,  sekarang saya dan orang tua ke ruang perawat dulu”
 (Saudara dan keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan keluarga)
Terminasi:
“ Bagaimana perasaan Bapak/Ibu  setelah kita latihan tadi? Bapak/Ibu sudah bagus.”
« «Mulai sekarang Bapak sudah bisa melakukan cara merawat tadi kepada anak bapak »
« Tiga hari lagi kita akan bertemu untuk mendiskusikan pengalaman Bapak melakukan cara merawat yang sudah kita pelajari. Waktu dan tempatnya sama seperti sekarang  Pak »
« Sampai jumpa »

     SP 3 Keluarga : Menjelaskan perawatan lanjutan

ORIENTASI:
“Selamat pagi Pak/Bu”
”Karena rencana anak bapak mau pulang, maka perlu kita bicarakan perawatan lanjutan di rumah.”
”Bagaimana kalau kita membicarakan perawatan lanjutan  tersebut disini saja”
”Berapa lama kita bisa bicara? Bagaimana kalau 30 menit?”

KERJA:
”Bpk/Ibu, ini jadwal anak bapak yang sudah dibuat. Coba dilihat, mungkinkah dilanjutkan? Di rumah Bpk/Ibu yang menggantikan perawat. Lanjutkan jadwal ini di rumah, baik jadwal kegiatan  maupun jadwal minum obatnya”
”Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh anak Bapak selama di rumah. Misalnya kalau anak bapak terus menerus tidak mau bergaul dengan orang lain, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera lapor ke rumah sakit atau bawa anak bapak ke rumah sakit”

TERMINASI:
”Bagaimana Pak/Bu? Ada yang belum jelas? Ini jadwal kegiatan harian anak bapak. Jangan lupa kontrol ke rumah sakit sebelum obat habis atau ada gejala yang tampak. Silakan selesaikan administrasinya!”
                                            


Setelah Baca Silahkan Comment Disini Jangan Lupa Mampir Lagi! SOPAN KAMI SEGAN

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar